Zelenskyy Akui Negaranya harus Bayar Bantuan Barat: Itu Tidak Gratis
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negara-negara Barat telah membantu Ukraina, namun negaranya belum membayarnya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa negara-negara Barat telah membantu Ukraina, namun negaranya belum membayarnya.
"Uang yang dialokasikan oleh Eropa dan negara-negara lain dihabiskan hanya untuk bantuan kemanusiaan atau senjata. Terkadang kami menerima senjata secara langsung, namun anda harus memahami bahwa segala sesuatu ada harganya. Setiap kali uang yang kami dapatkan disebutkan,ya, semuanya harus dibayar, itu tidak gratis," tegas Zelenskyy.
Dikutip dari laman TASS, Minggu (13/3/2022), pada akhir Februari lalu, Zelenskyy meminta Uni Eropa (UE) untuk membiarkan negaranya bergabung dengan serikat pekerja secepat mungkin.
Baca juga: Zelensky Sebut 12.729 Warga Ukraina Berhasil Dievakuasi Sabtu
Baca juga: Jawab Tudingan Rusia, PBB Klaim Tidak Temukan Bukti soal Senjata Biologis di Ukraina
"Permohonan Ukraina untuk keanggotaan UE di bawah prosedur yang dipercepat pun telah diterima, didaftarkan dan sedang dipertimbangkan," kata Kepala Kantor Presiden Ukraina, Andrey Yermak pada 1 Maret lalu.
Para kepala negara dan pemerintah UE yang berkumpul untuk menghadiri pertemuan puncak informal di Versailles Prancis memang menyatakan solidaritas mereka terhadap Ukraina dalam sebuah pernyataan bersama, namun tidak memberikan status kandidat ke Ukraina.
Menurut pernyataan terakhir, UE akan terus memperkuat hubungannya dengan Ukraina, yang termasuk dalam 'keluarga Eropa'.
Kendati demikian, menurut Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, proses aksesi Ukraina ke UE membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Sementara itu, Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia dan Barat harus memberikan jaminan keamanan kepada negaranya.
"Selain dari Federasi Rusia, jaminan keamanan juga harus diberikan oleh para pemimpin lain," jelas Zelenskyy dalam wawancaranya dengan media asing, Sabtu kemarin.
Ia kemudian menyampaikan bahwa NATO tidak menawarkan perlindungan kepada negaranya.
"Yang kami butuhkan saat ini bukanlah kata-kata, tetapi jaminan keamanan dari negara-negara dan serikat-serikat negara yang mampu menyediakannya. Kami tidak ingin mengobarkan perang lagi," kata Zelenskyy.
Saat ini, kata dia, negosiasi antara Rusia dan Ukraina pun masih berlanjut.
"Kelompok negosiator Ukraina dan Rusia sedang mendiskusikan beberapa hal," papar Zelenskyy.
Ia menambahkan bahwa negaranya menyampaikan informasi kepada negara-negara lain tentang pembicaraan yang sedang berlangsung ini.
"Kami tidak memiliki rahasia, kami benar-benar jujur tentang agenda ini. Kami memberi tahu para pemimpin tertentu tentang pertanyaan yang sedang dibahas oleh pihak Rusia dan Ukraina," pungkas Zelenskyy.
Sebelumnya pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan yang diajukan oleh Kepala Republik Donbass.
Kendati demikian, ia menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Ia mengklaim operasi ini dilakukan hanya untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Hal yang sama pun disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota-kota di Ukraina, namun hanya melumpuhkan infrastruktur militer Ukraina saja.
Oleh karena itu, Rusia menegaskan tidak ada ancaman yang ditargetkan bagi penduduk sipil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.