Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

China Hadapi Wabah Covid-19 Terburuk dalam 2 Tahun, Kini Kembali Terapkan Lockdown

Kecemasan atas efektivitas pendekatan 'Zero-Covid' meningkat seiring wabah terburuk dalam dua tahun di China.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in China Hadapi Wabah Covid-19 Terburuk dalam 2 Tahun, Kini Kembali Terapkan Lockdown
NOEL CELIS / AFP
(FILES) File foto ini diambil pada 26 September 2021 menunjukkan seorang pria dan seorang anak laki-laki memasuki pusat pengumpulan sampel asam nukleat untuk virus corona Covid-19 di Shenzhen, Cina tenggara. Pusat teknologi Cina selatan, Shenzhen, dikunci di seluruh kota pada 13 Maret 2022, pemerintah setempat mengumumkan, setelah melaporkan 66 kasus virus corona baru dan menutup kawasan pusat bisnis. 

TRIBUNNEWS.COM - China menempatkan sekitar 17 juta penduduk di bawah penguncian.

Berdasarkan perhitungan nasional, kasus virus Corona berlipat ganda menjadi hampir 3.400.

Kecemasan atas efektivitas pendekatan 'Zero-Covid' meningkat seiring wabah terburuk dalam dua tahun.

Pusat teknologi Shenzhen selatan mengatakan kepada 13 juta penduduk untuk tinggal di rumah karena pemerintah berjuang memberantas gejolak infeksi Omicron.

Baca juga: Ahli Epidemiologi: Prediksi Moderat Omicron Jangan Jadi Berat Karena Tidak Sabar

Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Ungkap Penyebab Kasus Varian Omicron Cenderung Menurun dan Terkendali

Shenzhen China
(FILES) File foto ini diambil pada 26 September 2021 menunjukkan seorang pria dan seorang anak laki-laki memasuki pusat pengumpulan sampel asam nukleat untuk virus corona Covid-19 di Shenzhen, Cina tenggara. Pusat teknologi Cina selatan, Shenzhen, dikunci di seluruh kota pada 13 Maret 2022, pemerintah setempat mengumumkan, setelah melaporkan 66 kasus virus corona baru dan menutup kawasan pusat bisnis.

Pemberitahuan pemerintah kota menerangkan bahwa lockdown dan pembatasan transportasi umum akan berlangsung hingga 20 Maret 2022.

Dijelaskan pula pihak terkait akan meluncurkan tiga putaran pengujian massal.

Sekolah di Shanghai, kota terbesar di China menutup sekolah dan mengunci kota-kota di timur laut.

Berita Rekomendasi

Hampir 18 provinsi berjuang melawan varian Omicron dan Delta.

Kota Jilin sebagian dikunci pada Sabtu (12/3/2022), sementara penduduk Yanji, dikurung di rumah mereka pada Minggu (13/3/2022).

Baca juga: Selama Gelombang Omicron, Kementerian Kesehatan Catat 256 Balita Meninggal karena Covid-19

Baca juga: Sydney dan Sekitarnya Terancam Sub Varian BA2 Omicron, Berpotensi Timbulkan Lonjakan Kasus

Ilustrasi varian baru Covid-19, Omicron
Ilustrasi varian baru Covid-19, Omicron (digi24.ro)

Zero Covid

China, tempat virus pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, telah mempertahankan kebijakan Zero Covid yang ketat.

Para pejabat semakin mendesak langkah-langkah lebih longgar dan bertarget untuk menahan penyebaran virus.

Sedangkan, para ekonom memperingatkan tindakan keras dapat merugikan ekonomi.

France24 melaporkan penduduk Shenzhen merasa cemas atas munculnya wabah baru dan tindakan cepat yang ketat untuk menghancurkan klaster.

Baca juga: Epidemiolog Puji Pemerintah Soal Penanganan Covid-19 Varian Omicron

Baca juga: Benarkah Jika Sudah Terinfeksi Covid-19 Varian Lain Bisa Ringankan Gejala Omicron? Simak Kata Ahli

"Ini yang terburuk sejak 2020," kata seorang warga Shenzehn bermarga Zhang kepada AFP.

"Penutupannya terlalu mendadak. Teman saya bangun di pagi hari dan mendapati gedungnya disegel semalaman tanpa peringatan," tuturnya.

Di Shanghai, pihak berwenang mengunci sekolah, bisnis, restoran, dan mal individu untuk sementara waktu karena ketakutan akan kontak dekat daripada menggunakan karantina massal.

Pihak berwenang menyarankan penduduk untuk tidak meninggalkan kota kecuali diperlukan dan tempat-tempat wisata mulai mengharuskan pengunjung untuk memberikan tes negatif Covid-19.

“Saya punya teman yang bergaul dengan saya beberapa hari yang lalu tetapi tiba-tiba dikarantina baru-baru ini,” kata warga Shanghai Serena Li kepada AFP.

Pekan lalu, seorang ilmuwan top China mengatakan negara itu harus bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19.

Berita lain terkait dengan Infeksi Virus Corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas