Sekretaris Kabinet Jepang Peringatkan Warganya yang Bertolak ke Ukraina Sebagai Sukarelawan
Sekitar 70 sukarelawan Jepang telah terdaftar di kedutaan besar Ukraina di Jepang karena kedubes tersebut mengumumkan perekrutan sukarelawan Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno memperingatkan dan menegur warga Jepang yang bertolak ke Ukraina untuk menjadi sukarelawan.
Diketahui seorang pria yang dikatakan sebagai "pahlawan Jepang" telah memasuki Ukraina.
"Kami telah mengeluarkan peringatan evakuasi ke seluruh Ukraina, dan orang Jepang telah diminta segera mundur. Kami ingin anda segera melakukannya," kata Hirokazu Matsuno dalam konferensi pers, Jumat (18/3/2022).
Peringatan ini disampaikan Hirokazu Matsuno ditujukan kepada warga Jepang yang telah memasuki Ukraina sebagai sukarelawan.
Sebelumnya, sekitar 70 sukarelawan Jepang telah terdaftar di kedutaan besar Ukraina di Jepang karena kedubes tersebut mengumumkan perekrutan sukarelawan Jepang untuk bertempur di negaranya melawan Rusia dengan syarat punya pengalaman sebagai tentara.
Namun tak lama kemudian postingan di twitter itu dihapus atas permintaan pemerintah Jepang.
Mengenai ada tidaknya kontak dengan laki-laki, Matsuno hanya menyatakan dia tidak menanggapi laporan individu.
Setelah invasi tentara Rusia, Kedutaan Besar Ukraina di Jepang menyerukan partisipasi dalam "tentara sukarelawan" yang terdiri dari orang asing di Twitter resminya.
Lalu pada tanggal 1 Maret, sekitar 70 orang Jepang, termasuk mantan personel SDF, menjadi sukarelawan.
Pada tanggal 2 Maret melakukan wawancara di kedutaan. Postingan tersebut telah dihapus dan diganti dengan konten yang menyerukan bantuan kemanusiaan.
Menurut pihak kedutaan, hampir semua dari 70 pelamar adalah laki-laki.
Kelompok usia berkisar antara 20-an hingga 60-an, dan sebagian besar adalah mantan personel SDF.
"Saya tidak bisa memaafkan serangan tentara Rusia. Saya ingin menghentikan perang sebagai orang Jepang," kata seorang sukarelawan Jepang yang terdaftar.
Baca juga: WHO: 12 Orang Tewas dalam 43 Serangan Terhadap Fasilitas Kesehatan di Ukraina
Sebagai informasi, di Jepang, jika kita menerima perekrutan sukarelawan tentara, latar belakang itu akan menjadi risiko menjadi cadangan perang pribadi atau bahkan bisa dikategorisasikan sebagai kejahatan konspirasi.
Apalagi sampai menentang perintah pemerintah Jepang yang telah melarang warganya ke Ukraina.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.