Pasukan Chechnya Pro-Rusia Klaim Telah Duduki Balai Kota Mariupol Ukraina
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan pasukannya telah menguasai balai kota di Mariupol yang terkepung dan mengibarkan bendera Rusia.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan pasukannya telah menguasai balai kota di Mariupol yang terkepung dan mengibarkan bendera Rusia.
"Orang-orang itu mengirim radio untuk mengatakan bahwa mereka membebaskan gedung otoritas Mariupol dan mengibarkan bendera kami di atasnya," kata Kadyrov dikutip dari Al Jazeera.
Kadyrov juga merilis sebuah video kemudian mengatakan pasukan Moskow telah sepenuhnya membersihkan daerah pemukiman di bagian timur kota.
Rekaman itu menunjukkan sekelompok tentara mengibarkan bendera bergambar Kadyrov di atas gedung yang rusak.
"Tentara mengibarkan bendera di atas gedung kantor kejaksaan Levoberejny, yang terakhir dibebaskan," katanya.
Al Jazeera tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut secara independen.
Baca juga: Mantan Kanselir Jerman: Yang Terjadi di Ukraina Adalah Konsekuensi dari Kegagalan Politik
Baca juga: NATO Sebut Putin Meremehkan Kekuatan Ukraina: Dia Telah Membuat Kesalahan Besar
Peran Kadyrov dari Chechnya dalam Perang Rusia-Ukraina
Pengerahan pasukan Chechnya ke Ukraina merupakan tindakan loyalitas lain dari Kadyrov terhadap Rusia.
"Presiden mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam keadaan apa pun," kata Kadyrov dalam video yang diunggah pada 26 Februari.
Kadyrov mengklaim relawan Chechnya yang siap berangkat ke Ukraina berjumlah puluhan ribu.
Sebuah laporan dari penyiar negara Rusia RT melaporkan sekitar 12.000 tentara Chechnya siap untuk dikerahkan ke Ukraina, tetapi belum ada konfirmasi berapa banyak yang sebenarnya berada di lapangan.
Menurut Harold Chambers, seorang analis Kaukasus Utara, pasukan Chechnya yang terkait dengan Kadyrov juga dikenal sebagai Kadyrovtsy adalah bagian dari konvoi yang menuju ke Kyiv dan juga berada di kota Mariupol yang terkepung.
"Kadyrovtsy di Ukraina telah diberikan tujuan konvensional (yaitu, menetralkan kepemimpinan Ukraina, kontra-pemberontakan, menghentikan desersi), sementara memainkan peran penting dalam kampanye perang psikologis awal Putin," kata Chambers kepada Al Jazeera.
Meskipun Kadyrov mengatakan pasukan Chechnya berpartisipasi dalam pertempuran, klaim tersebut telah ditentang oleh separatis yang didukung Rusia dan beberapa pengamat.