Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tujuan Pertama Operasi Militer Rusia di Ukraina Selesai, Lanjut Bebaskan Wilayah Donbass

Jenderal top Rusia mengatakan bahwa tahap pertama dari tujuan militer di Ukraina telah selesai, selanjutnya fokus pembebasan Wilayah Donbas

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
zoom-in Tujuan Pertama Operasi Militer Rusia di Ukraina Selesai, Lanjut Bebaskan Wilayah Donbass
AFP/ARIS MESSINIS
Petugas pemadam kebakaran berdiri di atas kendaraan militer lapis baja yang hancur di pusat perbelanjaan Retroville setelah serangan Rusia di barat laut ibukota Kyiv pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam pemboman semalam di sebuah pusat perbelanjaan di ibukota Ukraina, Kyiv, kata seorang wartawan AFP, dengan tim penyelamat menyisir puing-puing untuk mencari korban lainnya. Bangunan 10 lantai itu terkena ledakan kuat yang menghancurkan kendaraan di tempat parkir dan meninggalkan kawah selebar beberapa meter. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang jenderal top Rusia mengatakan bahwa tahap pertama dari tujuan militer di Ukraina telah selesai, Jumat (25/3/2022).

Selanjutnya, militer Rusia akan memusatkan fokus utama mereka di wilayah timur Ukraina.

Ia juga memberikan beberapa pernyataan publik paling rinci hingga saat ini tentang strategi militer Rusia di Ukraina.

"Secara umum, tugas utama tahap pertama operasi telah selesai," kata Kolonel Jenderal Sergei Rudskoy, dikutip dari CNN.

Baca juga: Kementerian ESDM: Harga Pertamax Bisa Sentuh Rp 16 Ribu Per Liter karena Konflik Rusia

Ledakan sangat besar di Kota Kyiv oleh serangan udara militer Rusia dalam skala masif Senin malam (28/2/2022) WIB.
Ledakan sangat besar di Kota Kyiv oleh serangan udara militer Rusia dalam skala masif Senin malam (28/2/2022) WIB. (SKY via Express.co.uk)

Rudskoy mengungkapkan bahwa kekuatan tempur militer Ukraina telah berkurang secara signifikan.

Berdasarkan hal itu, Rusia kini memfokuskan strateginya ke Ukraina timur untuk membebaskan wilayah Donbass.

"Memungkinkan kami, saya tekankan lagi, untuk memfokuskan upaya mencapai tujuan utama - pembebasan Donbass," jelasnya.

Baca juga: Kapal Perang Rusia Orsk Meledak dan Hancur Diserang Ukraina

BERITA REKOMENDASI

Pernyataan Rudskoy ini datang setelah militer Rusia tidak mengalami kemajuan di sekitar kota-kota besar Ukraina seperti Kyiv dan Kharkiv.

Bahkan militer Rusia gagal mendapatkan keunggulan di wilayah udara Ukraina.

Terkait hal itu, Rudskoy menjelaskan bahwa tujuan militer Rusia untuk merusak infrastruktur dan peralatan militer serta melemahkan personel di wilayah itu.

"Yang hasilnya tidak hanya untuk mengikat pasukan mereka, mencegah mereka memperkuat militer di Donbas, tetapi bisa juga untuk menekan mereka hingga tentara Rusia benar-benar membebaskan wilayah DPR dan LNR," jelasnya.

Rudskoy menyampaikan itu merujuk pada Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang dipimpin kelompok separatis di Ukraina timur yang diakui Rusia pada malam invasinya.

Baca juga: Sempat Diberitakan Menghilang 2 Minggu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu Kini Muncul

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa tujuan dari "operasi militer khusus" di Ukraina adalah demiliterisasi total negara tersebut.

Meski pasukan Rusia telah mengalami kerugian serius, Putin mengatakan bahwa perang berjalan sesuai rencananya.

Rudskoy mengungkapkan bahwa 1.351 personel militer telah tewas di Ukraina dan 3.825 terluka.

"Awalnya, kami tidak berencana menyerang mereka untuk mencegah kehancuran dan meminimalkan kerugian di antara personel dan warga sipil."

"Bagaimana pun pasukan kami sudah menjalankan tugas dan berhasil menyelesaikannya. Kekuatan dan sarana kami akan fokus pada tujuan utama yakni pembebasan penuh Donbas," kata Rudskoy.

4,3 Juta Anak Ukraina Dikabarkan Mengungsi

Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang fokus pada anak-anak, UNICEF mengatakan, 4,3 juta anak mengungsi selama perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dalam sebulan terakhir ini.

Angka ini mengindikasikan lebih dari setengah dari perkiraan 7,5 juta populasi anak di negara itu telah pergi.

Dikutip Tribunnews.com dari laman Ukrinform, Jumat (25/3/2022), jumlah ini mencakup lebih dari 1,8 juta anak-anak yang telah menyeberang ke negara-negara tetangga sebagai pengungsi dan 2,5 juta yang kini menjadi pengungsi internal di dalam Ukraina.

"Perang telah menyebabkan salah satu perpindahan anak-anak dalam skala besar tercepat sejak Perang Dunia II."

"Ini adalah tonggak sejarah yang suram yang dapat memiliki konsekuensi abadi bagi generasi mendatang."

"Keselamatan, kesejahteraan, dan akses anak-anak ke layanan penting, semuanya berada di bawah ancaman dari kekerasan mengerikan tanpa henti," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.

Sementara itu, menurut lembaga PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yakni OHCHR, 78 anak telah terbunuh, dan 105 lainnya terluka di Ukraina sejak dimulainya perang pada 24 Februari lalu.

Namun, angka ini hanya mewakili laporan-laporan yang dapat dikonfirmasi PBB.

Di Ukraina, UNICEF telah mengirimkan pasokan medis ke 49 rumah sakit di 9 wilayah, termasuk Kiev, Kharkiv, Dnipro dan Lviv, serta meningkatkan akses ke perawatan kesehatan untuk 400.000 ibu, bayi baru lahir dan anak-anak.

Lembaga itu juga terus mendistribusikan air dan barang-barang kebersihan kemunitas komunitas yang dikepung.

Selain itu, UNICEF turut meningkatkan jumlah tim perlindungan anak yang bekerja di dalam zona konflik akut dari 22 menjadi 50 dan telah mengirimkan 63 truk pasokan penyelamat untuk mendukung kebutuhan lebih dari 2,2 juta orang.

Dalam beberapa minggu mendatang, UNICEF akan memulai bantuan tunai darurat untuk keluarga yang paling rentan dan membangun ruang ramah anak di lokasi-lokasi utama di seluruh negeri.

Sebelumnya, menurut Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, 128 anak tewas dan lebih dari 170 terluka dalam agresi bersenjata Federasi Rusia yang dilakukan di Ukraina pada 24 Maret kemarin.

Perlu diketahui, pada 24 Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, ia menyebutnya sebagai operasi militer khusus.

Setelah dimulainya invasi, pasukan Rusia telah menembaki dan menghancurkan infrastruktur utama.

Selain itu, secara besar-besaran juga menyerang daerah pemukiman di kota-kota dan desa-desa Ukraina menggunakan artileri, roket, dan rudal balistik.

Darurat militer pun diberlakukan di Ukraina, bahkan mobilisasi umum turut diumumkan.

(Tribunnews.com/Fajar/Fitri Wulandari)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas