Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Sergei Lavrov : Negara Barat Selama Ini Bungkam Atas Nasib Rakyat Donbass

Rusia memiliki hubungan baik dengan sebagian besar organisasi yang dibentuk negara-negara berkembang.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Menlu Sergei Lavrov : Negara Barat Selama Ini Bungkam Atas Nasib Rakyat Donbass
RT.com
Sergei Lavrov 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan negara barat tidak peduli sedikit pun tentang hak kedaulatan negara lain.

Dalam wawancara bersama empat media Serbia, termasuk Radio dan Televisi Serbia, surat kabar Vecernje Novosti dan Politika, serta kantor berita Tanjug, Lavrov juga menyinggung sanksi barat terhadap Rusia atas operasi militer khusus di Ukraina.

Ketika ditanya tentang isolasi Rusia sehubungan sanksi AS dan Eropa, Lavrov menekankan tidak ada isolasi seperti itu.

Negaranya memiliki sejumlah besar mitra di kawasan Asia-Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan di Donbass? Inilah Realitanya di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Baca juga: Putin Klaim 13.000 hingga 14.000 Warga Tewas di Donbass Sejak 2014

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akui Kemerdekaan Republik Donbass

Menurut Lavrov, Rusia memiliki hubungan baik dengan sebagian besar organisasi yang dibentuk negara-negara berkembang.

Di antaranya Uni Afrika, dan komunitas negara-negara Amerika Latin dan Karibia, serta Asosiasi Negara-negara Tenggara. Bangsa Asia (ASEAN) dan banyak lainnya.

Pembicaraan Moskow-Kiev

Berita Rekomendasi

Menlu Lavrov juga memikirkan negosiasi yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev, menambahkan Rusia berharap mereka akan sukses.

“Kami tertarik negosiasi ini yang diselesaikan dengan hasil yang akan mencapai tujuan fundamental kami,” kata Lavrov dikutip Russia Today, Senin (28/3/2022).

Pertama-tama, ini adalah mengakhiri pembunuhan warga sipil di wilayah Donbass, yang telah berlangsung selama delapan tahun.

Komunitas barat yang mengaku progresif bungkam selama ini. Bahkan mereka tidak pernah membuat komentar kritis.

“Semua orang menyaksikan pemboman infrastruktur sipil, rumah sakit, taman kanak-kanak, klinik, dan bangunan tempat tinggal di daerah tersebut," kata Lavrov menekankan.

Dia menjelaskan Moskow siap mempertimbangkan lokasi yang berbeda untuk kelanjutan negosiasi Rusia-Ukraina, termasuk kemungkinan di Beograd.

Pertemuan Putin-Zelensky

Secara terpisah, Lavrov fokus pada kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Menurut Lavrov, pertemuan diperlukan segera setelah ada kejelasan tentang masalah-masalah utama yang dinegosiasikan.

"Pertemuan (antara keduanya) diperlukan segera setelah kami memiliki kejelasan mengenai hasil dari semua topik utama ini,” tegas Lavrov.

“Kami telah menarik perhatian pada masalah ini selama bertahun-tahun. Barat tidak mendengarkan kami, sekarang mereka telah mendengar," lanjut diplomat Rusia paling senior itu menggarisbawahi.

Dia menambahkan selama negosiasi saat ini dengan Ukraina, Moskow berkewajiban untuk memastikan "rakyat di Donbass tidak pernah lagi menderita dari rezim Kiev.

Ukraina juga tidak lagi menjadi negara yang terus-menerus meningkatkan kemampuan militernya dalam upaya mengancam Rusia.

Lavrov juga menggembar-gemborkan hubungan Tiongkok-Rusia, yang menurutnya pada tingkat terbaik dalam sejarah.

Operasi Khusus Rusia di Ukraina

Presiden Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi khusus Rusia di Ukraina pada 24 Februari, menyusul permintaan bantuan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menekankan tujuan operasi itu adalah "untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran pelecehan, genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun".

Putin menambahkan untuk tujuan ini, Rusia akan berusaha keras untuk mendemiliterisasi dan mende- Naziify Ukraina.

Rusia juga akan membawa ke pengadilan mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap penduduk damai, termasuk warga Federasi Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia menekankan operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina menggunakan senjata presisi tinggi dan warga sipil berada di luar bahaya.

AS dan sekutunya menanggapi dengan menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Rusia. Barat juga terus memasok senjata mematikan ke Rusia, tapi menolak terlibat langsung konfrontasi.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas