CDC: Sub-varian Omicron BA.2 Kini Dominan di AS
Sub-varian omicron yang lebih menular, BA.2, kini menjadi varian Covid-19 yang dominan di AS.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Di New England, BA.2 berjumlah sekitar 73% dari semua kasus Covid yang menjalani sekuensing genetik, menurut CDC.
Di New York dan New Jersey, BA.2 mewakili lebih dari 70% kasus.
Sepanjang pandemi, Timur Laut sering menjadi pusat varian baru dan pertanda apa yang akan dihadapi negara lain.
Infeksi baru di AS telah anjlok 96% sejak puncak gelombang kasus omicron yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Januari, menurut analisis data CNBC dari Universitas Johns Hopkins.
Penerimaan rumah sakit akibat Covid telah turun 92% dari puncak lonjakan musim dingin, menurut data dari CDC.
CDC telah mengalihkan fokusnya ke rawat inap ketika mengeluarkan pedoman kesehatan masyarakat tentang Covid.
Rawat inap menjadi indikator seberapa parah penyakit yang disebabkan virus.
Awal bulan ini, CDC mengatakan 98% populasi AS tinggal di daerah di mana mereka boleh pergi tanpa masker.
Ali Mokdad, ahli epidemiologi terkemuka di Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington, mengatakan kasus Covid akan terus menurun sepanjang musim semi dan musim panas karena kekebalan yang dibangun dari vaksin dan gelombang omicron musim dingin.
Mokdad mengatakan lonjakan lain mungkin terjadi di musim dingin karena perlindungan dari vaksin berkurang.
Namun, Michael Osterholm — ahli epidemiologi terkemuka di Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota — mengatakan tidak jelas bagaimana BA.2 akan mempengaruhi AS.
"Sulit untuk memprediksi apa arti penyebaran varian di satu negara bagi negara lain karena strain sebelumnya mempengaruhi bagian dunia dengan cara berbeda," tambahnya.
Osterholm mengatakan AS telah memiliki tingkat kekebalan yang tinggi sebelumnya, tapi tetap saja mengalami lonjakan besar.
Pada bulan Desember, sekitar 95% populasi AS yang berusia 16 tahun ke atas memiliki antibodi terhadap virus baik melalui vaksinasi atau infeksi, menurut survei CDC terhadap sampel donor darah.
Namun, omicron masih sukses menyebabkan infeksi terbanyak dari sepanjang pandemi beberapa minggu kemudian.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)