Pejabat Korea Selatan Tuding Korea Utara Tidak Jujur soal Tes ICBM Terbaru
Peluncuran ICBM Korut pekan lalu, mungkin merupakan senjata yang kurang canggih daripada yang diyakini sebelumnya,kata pejabat militer Korsel
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara pekan lalu, mungkin merupakan senjata yang kurang canggih daripada yang diyakini sebelumnya, menurut seorang pejabat militer Korea Selatan.
Pejabat yang berbicara dalam identitas anonim membagikan analisa Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) tentang peluncuran ICBM 24 Maret.
Korea Utara mengklaim telah meluncurkan Hwasong-17 baru, yang disebut sebagai rudal balistik antarbenua terbesar.
Namun, analisa Seoul dan Washington menyebut bahwa rudal itu sebenarnya adalah Hwasong-15, yang lebih tua dan sedikit lebih kecil.
Baca juga: Korea Utara Akui Uji Coba Rudal Hipersonik Hwasong-8. Kim Jong Un Tidak Menyaksikan
Baca juga: Kim Jong Un Berjanji akan Kembangkan Senjata Korea Utara yang Lebih Kuat
Hwasong-15 merupakan ICBM terakhir yang diuji oleh Pyongyang pada 2017.
Dikutip CNN, beberapa ahli rudal sejak itu mencapai kesimpulan yang sama.
Mereka pun mengingatkan pentingnya peluncuran ICBM yang dikatakan sukses minggu lalu tidak boleh diabaikan.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa tes tersebut masih menunjukkan senjata dengan kemampuan teoretis untuk menghantam semua benua Amerika Serikat.
Terbang ketinggian 6.000 kilometer
ICBM yang ditembakkan oleh Korea Utara Kamis lalu terbang ke ketinggian 6.000 kilometer (3.728 mil) dan ke jarak 1.080 kilometer (671 mil) ,dengan waktu penerbangan 71 menit sebelum jatuh di perairan lepas pantai barat Jepang Kamis lalu, menurut kepada Kementerian Pertahanan Jepang.
Wakil Menteri Pertahanan Jepang Makoto Oniki mengatakan kepada wartawan tak lama setelah itu bahwa ketinggian rudal akan menunjukkan itu adalah "tipe baru ICBM."
Pejabat Jepang tetap berpegang pada penilaian itu minggu ini, dengan Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan bahwa Tokyo menilai rudal itu sebagai tipe baru berdasarkan ketinggian penerbangan dan informasi lainnya, Senin (28/3/2022).
Namun pejabat Korea Selatan dan pakar misil mengatakan analisis lebih lanjut dari gambar di media pemerintah Korea Utara tentang peluncuran pekan lalu, memberikan dua petunjuk potensial yang berkaitan dengan dugaan dalih Pyongyang.
Pejabat Korea Selatan mengatakan penilaian oleh Seoul dan Washington menunjukkan ICBM yang diluncurkan minggu lalu hanya memiliki dua nozel mesin, seperti Hwasong-15, sedangkan Hwasong-17 memiliki empat.