Militer Putin Boikot Bus Pengungsi Hingga Sita 14 Ton Bantuan Kemanusiaan
14 ton bantuan kemanusian yang dikirimkan pemerintah Ukraina untuk para pengungsi Melitopol dikabarkan telah disita pasukan militer Rusia
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
![Militer Putin Boikot Bus Pengungsi Hingga Sita 14 Ton Bantuan Kemanusiaan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/potret-hancurnya-mal-di-kyiv-terkena-serangan-rudal-rusia_20220322_202551.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Sebanyak 14 ton bantuan kemanusian yang dikirimkan pemerintah Ukraina untuk para pengungsi Melitopol dikabarkan telah disita pasukan militer Rusia, Kamis (31/3/2022).
Penyitaan tersebut dilakukan para militer pimpinan Putin, setelah mereka berhasil menguasi kota Melitopol sejak awal invasi Ukraina. Sebagai informasi, wilayah Melitopol sendiri merupakan kota terbesar di bagian selatan Ukraina.
Baca juga: Lebih dari 20.000 Kendaraan Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina Sejak Perang Dimulai
Namun sejak adanya invasi Rusia, kota ini kini menjadi salah satu markas tentara Putin. Bahkan memanasnya pertempuran sengit yang terjadi di wilayah tersebut membuat 150.000 warga Melitopol terancam keselamatannya.
Prihatin dengan kondisi tersebut membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, berencana mengevakuasi warga Melitopol ke wilayah Zaporizhzhia dengan mengirimkan 12 bus dan 14 ton pasokan makanan dan obat - obatan.
Namun sayangnya saat bus akan memasuki kota Melitopol tentara Rusia justru menutup jalur koridor kemanusian dengan menghadang rombongan bus tersebut serta menyita pasokan bantuan pangan dan obat – obatan.
Baca juga: Selamatkan Diri dari Perang, 21 Ribu Warga Ukraina Mengungsi ke Belanda
Menteri reintegrasi Ukraina, Irina Vereshchuk mengatakan pihaknya kini tengah bernegosiasi agar bus-bus tersebut kembali ke tangan Kiev.
“Ini adalah harga kesepakatan, ini adalah harga jaminan dari Komite Internasional Palang Merah bahwa koridor akan bekerja dan diamankan. Kami sedang bernegosiasi agar bus dikembalikan, dan agar penduduk Melitopol dapat berangkat ke Zaporizhzhia besok," ujar Vereshchuk, seperti dikutip dari CNN Internasional.
Aksi boikot atas bus pengungsi dan bantuan kemanusiaan tersebut lantas mendapat kecaman dari berbagai negara seperti Prancis dan Jerman. Bahkan kedua negara tersebut juga meminta pemerintah Rusia untuk membuka kembali jalur koridor evakuasi dari Mariupol ke Zaporizhzhia pada Jumat (1/4/2022).
Namun terpantau hingga saat ini aksi penutupan jalur koridor tersebut belum kunjung mendapatkan titik terang. Meski begitu pemerintah Ukraina masih tetap melanjutkan evakuasi warga sipilnya dengan membuka koridor kemanusiaan untuk daerah lainnya, yang dilanda perang.
Vereshchuk menyebut saat ini terpantau sudah ada 1.458 orang yang berhasil dievakuasi dengan aman ke Zaporizhzhia. Di antara para warga, 631 berasal dari Mariupol. Sedangkan 827 lainnya berasal dari Berdiansk, Enerhodar, Melitopol, Polohy, Huliapole serta Vasylivka.