Turki Siap Sediakan Kapal untuk Evakuasi Warga Sipil dari Mariupol
Menteri Hulusi Akar juga menekankan perlu dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin dan pengoperasian koridor evakuasi yang aman.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Turki siap menyediakan kapalnya untuk mengevakuasi warga sipil dan yang terluka dari Mariupol, Ukraina, yang telah dikepung Rusia sejak awal Maret lalu.
Pernyataan ini disampaikan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar.
"Kami dapat menyediakan kapal, terutama untuk evakuasi warga sipil dan yang terluka, warga Turki dan warga Mariupol lainnya. Dalam konteks ini, koordinasi kami dengan otoritas Federasi Rusia dan Ukraina terus berlanjut," kata Akar.
Dikutip dari laman Ukrinform, Minggu (3/4/2022), Menteri Hulusi Akar juga menekankan perlu dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin dan pengoperasian koridor evakuasi yang aman.
"Kami terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Ukraina. Turki juga memberikan dukungan evakuasi, dukungan kami untuk rakyat Ukraina akan terus berlanjut," tegas Akar.
Akar kemudian menekankan bahwa Turki juga mengambil langkah untuk menghilangkan ancaman ranjau yang diyakini memasuki wilayah Laut Hitam, dengan menarik pesawat dan kapal patroli, serta kapal penyapu ranjau.
Sebelumnya pada 31 Maret lalu, Komandan Resimen Azov Denys Prokopenko menyatakan bahwa operasi militer untuk membuka blokir Mariupol dari pengepungan Rusia adalah hal yang 'realistis dan mungkin'.
Perlu diketahui, agresi Rusia di Mariupol menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terbesar.
Pasukan Rusia diklaim telah membom penduduk yang tidak bersenjata dan memblokir bantuan kemanusiaan yang masuk.
Menurut Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko, pada 27 Maret lalu, korban tewas warga sipil di kota itu mencapai sekitar 5.000 orang, termasuk diantaranya hampir 210 anak-anak.
Baca juga: Pertempuran Terjadi di Utara dan Timur Ibu Kota Ukraina, Evakuasi Warga Sipil dari Mariupol Ditunda
Diblokir oleh pasukan Rusia, sekitar 160.000 warga sipil saat ini diduga tetap berada di Mariupol dan tengah meminta bantuan.
Mariupol kini telah diubah menjadi reruntuhan besar oleh pasukan Rusia, penduduknya pun mengalami kelaparan di jalanan.
Sedangkan bom Rusia mengubur hidup-hidup mereka yang bersembunyi di tempat penampungan.