Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Disorot soal Serangan ke Ukraina, Menlu Rusia Singgung Invasi AS ke Irak, Libya dan Suriah

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menganggap banyak politisi Amerika Serikat (AS) 'tidak baik-baik saja' dengan nurani mereka.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Disorot soal Serangan ke Ukraina, Menlu Rusia Singgung Invasi AS ke Irak, Libya dan Suriah
RT.com
Sergei Lavrov 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menganggap banyak politisi Amerika Serikat (AS) 'tidak baik-baik saja' dengan nurani mereka.

Lavrov merujuk pada invasi AS ke Irak, penghancuran Libya dan bersama NATO menyerbu Suriah.

Demikian penjelasan Sergei Lavrov dikutip RIA Novosti, Senin (4/4/2022).

Itu diucapkan Lavrov menanggapi ucapan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang pada Senin (4/4/2022) menyerukan agar Presiden Rusia Vladimir Putin diseret ke pengadilan kejahatan perang.

"Pertama-tama, tentang fakta bahwa banyak politisi Amerika yang berdiri di awal perang Irak dengan dalih yang kita kenal bersama (senjata pemusnah massal), menghancurkan Libya, dan bersama mitra NATO menginvasi Suriah, menunjukkan para politisi ini tidak baik-baik saja dengan hati nurani mereka," kata Lavrov menjawab pertanyaan wartawan.

Baca juga: Biden Minta Putin Diadili Atas Dugaan Kejahatan Perang di Bucha

Lavrov juga tertarik pada bagaimana orang-orang Rusia melihat situasi ini, dan pada situasi lainnya.

Biden kerap membuat pernyataan tidak diplomatis tentang Putin belakangan ini.

Berita Rekomendasi

Pada kunjungan ke kamp pengungsi Ukraina di perbatasan Polandia dan Ukraina, seorang wartawan bertanya ke Joe Biden pendapatnya tentang Putin dalam konteks peristiwa yang terjadi di Ukraina.

"Dia seorang tukang jagal, itulah yang saya pikirkan," jawab Biden singkat.

Sebuah klip video pernyataannya diterbitkan oleh CNN.

Sebelumnya, Biden dua kali mengatakan dia menganggap presiden Rusia sebagai "penjahat perang".

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut retorika seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan di tingkat kepala negara Amerika Serikat, terutama memperhatikan bom (Amerika Serikat) yang menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia.

Yang terbaru tentang Ukraina, Joe Biden pada Senin (4/4/2022) menyerukan pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Biden juga mengatakan akan menjatuhkan lebih banyak sanksi atas kekejaman yang dilaporkan di Ukraina, seperti dilaporkan Associated Press, Senin.

“Anda melihat apa yang terjadi di Bucha,” kata Biden. Dia menambahkan, "Putin adalah penjahat perang.”

“Kami harus terus memberi Ukraina senjata yang mereka butuhkan untuk melanjutkan pertarungan. Dan kita harus mengumpulkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan -- pengadilan kejahatan perang,” kata Biden.

Komentar Biden kepada wartawan muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Bucha, salah satu kota di sekitar Kiev tempat para pejabat Ukraina mengatakan mayat warga sipil telah ditemukan.

Zelenskyy menyebut tindakan Rusia sebagai "genosida" dan menyerukan Barat untuk menerapkan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia. Biden, bagaimana pun, tidak menyebut tindakan genosida.

Mayat 410 warga sipil telah dipindahkan dari kota-kota di wilayah Kiev yang baru-baru ini direbut kembali dari pasukan Rusia, kata jaksa agung Ukraina, Iryna Venediktova.

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas