Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Menyelidiki 4.684 Dugaan Kejahatan Perang yang Dilakukan Pasukan Rusia

Otoritas hukum Ukraina mengaku tengah menyelidiki 4.684 kasus dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia selama invasi.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Ukraina Menyelidiki 4.684 Dugaan Kejahatan Perang yang Dilakukan Pasukan Rusia
AFP/RONALDO SCHEMIDT
Tubuh seorang pria, dengan pergelangan tangan terikat di belakang punggungnya, terletak di sebuah jalan di Bucha, barat laut ibukota Kyiv pada 2 April 2022. - Mayat setidaknya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan pada 2 April 2022, setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. Pasukan Rusia menarik diri dari beberapa kota dekat Kyiv dalam beberapa hari terakhir setelah upaya Moskow untuk mengepung ibukota gagal, dengan Ukraina menyatakan bahwa Bucha telah "dibebaskan". (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas hukum Ukraina mengaku tengah menyelidiki 4.684 kasus dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia selama invasi.

Penyelidikan ini dilakukan, menyusul laporan pembantaian warga sipil di Kota Bucha, dekat Ibu kota Kyiv, yang disebut dilakukan militer Rusia.

Dilansir The Guardian, berdasarkan angka yang dirilis kantor kejaksaan, total 4.684 potensi kejahatan perang terdaftar dalam penyelidikan pada Selasa (5/4/2022). 

Angka itu bahkan bertambah hingga ratusan setiap harinya.

Diperkirakan, 167 anak-anak tewas akibat invasi Rusia, jelas badan ini.

Mayat tergeletak di jalan di Bucha, barat laut Kyiv, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia membuat
Mayat tergeletak di jalan di Bucha, barat laut Kyiv, saat Ukraina mengatakan pasukan Rusia membuat "mundur cepat" dari daerah utara sekitar Kyiv dan kota Chernigiv, pada 2 April 2022. - Mayat sedikitnya 20 pria berpakaian sipil ditemukan tergeletak di satu jalan Sabtu setelah pasukan Ukraina merebut kembali kota Bucha dekat Kyiv dari pasukan Rusia, kata wartawan AFP. Pasukan Rusia menarik diri dari beberapa kota dekat Kyiv dalam beberapa hari terakhir setelah upaya Moskow untuk mengepung ibukota gagal, dengan Ukraina menyatakan bahwa Bucha telah "dibebaskan". (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Depot dan Pabrik Minyak di Wilayah Dnipropetrovsk

Baca juga: Warga Bucha Ungkap Kronologi Pasukan Rusia Membunuh Keluarganya, Dobrak Rumah Lalu Seret ke Trotoar

Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova menggambarkan kondisi sejumlah kota di sekitar Kyiv yang dibebaskan pasukan Rusia sebagai "wilayah yang disiksa dari neraka".

Ia bersumpah akan "menghukum orang-orang yang tidak manusiawi" pada konferensi pers di Bucha, Selasa lalu.

Berita Rekomendasi

"Rusia akan bertanggung jawab atas Bucha di Den Haag (Pengadilan Kriminal Internasional)," tambahnya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan.

"Jaksa dan penyidik ​​sudah memeriksa daerah (wilayah Kyiv) dan mendokumentasikan kejahatan, sehingga setiap pelaku kekejaman ini dibawa ke pengadilan baik di pengadilan nasional maupun internasional," katanya.

Kantor kejaksaan Ukraina mengatakan, penyelidikan pra-persidangan telah dimulai di seluruh negeri, termasuk di wilayah Kyiv, Kharkiv, Sumy, Mykolaiv, Donetsk dan Luhansk.

"Kami sedang mengumpulkan bukti untuk pengadilan nasional dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag. Pembuktian bukan lagi sekedar kejahatan perang, tetapi kejahatan terhadap kemanusiaan."

"Dan kami akan membuktikan setiap fakta untuk menghukum mereka yang menyiksa, mengejek, dan menghancurkan warga Ukraina," kata Venediktova.

Rusia diduga Siksa Tentara Wanita dan Warga Sipil

Menurut laporan CNN, lebih dari selusin tentara wanita Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia menjadi sasaran penyiksaan di tahanan.

Hal ini diungkapkan seorang pejabat HAM Ukraina.

Sebanyak 15 wanita itu termasuk di antara 86 tentara yang dibebaskan pada Jumat dari tahanan Rusia.

Para tentara wanita ini dilaporkan ditelanjangi di hadapan pria, dipaksa berjongkok, memotong rambut, dan diinterogasi sebagai upaya mematahkan moral, kata Komisaris Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia.

Sementara itu di Kota Borodianka, mayat warga sipil dengan tanda-tanda penyiksaan ditemukan di jalanan setelah pasukan Rusia mundur dari wilayah tersebut.

Satu jasad memiliki bekas tembakan di kepala, kata polisi dan warga setempat.

Rumah penduduk juga digeledah.

Borodianka, di pinggiran barat laut Kyiv, dilanda penembakan dan serangan udara yang intens sebelum diduduki oleh pasukan Rusia pada 28 Februari.

Penyerangan di Mariupol

Serangan udara Rusia dan pertempuran sengit berlanjut di Kota Mariupol yang terkepung, menurut informasi intelijen terbaru dari Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu.

"Pasukan Rusia telah mencegah akses kemanusiaan, kemungkinan akan menekan para pembela untuk menyerah," katanya.

Perawat Vladislava Filonenko merawat Belegay, bocah 5 tahun dari Polohy, di sebuah ruangan yang dilindungi karung pasir di Rumah Sakit Anak Klinis Regional Zaporizhzhia pada 22 Maret 2022. - Ribuan pengungsi dari Mariupol telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menggambarkan pengepungan Mariupol sebagai
Perawat Vladislava Filonenko merawat Belegay, bocah 5 tahun dari Polohy, di sebuah ruangan yang dilindungi karung pasir di Rumah Sakit Anak Klinis Regional Zaporizhzhia pada 22 Maret 2022. - Ribuan pengungsi dari Mariupol telah melarikan diri ke kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa menggambarkan pengepungan Mariupol sebagai "kejahatan perang besar-besaran", yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang. (Photo by emre caylak / AFP) (AFP/EMRE CAYLAK)

Baca juga: Menlu Retno: 32 WNI Pilih Bertahan di Ukraina karena Alasan Pribadi

Baca juga: Beredar Foto-foto Tentara Muslim Ukraina Tetap Bela Negara Saat Puasa

Situasi di kota ini memburuk, karena sebagian besar penduduk tidak dapat mengakses listrik, layanan komunikasi, obat-obatan, pemanas, dan air.

Sebelumnya, Wali kota Vadym Boichenko pada Senin lalu mengatakan kota pelabuhan selatan itu "di ambang bencana kemanusiaan" dengan lebih dari 100.000 orang masih membutuhkan evakuasi.

Pejabat Ukraina mengecam militer Rusia karena memblokir bantuan kemanusiaan dan mengingkari janji untuk mengizinkan koridor evakuasi bagi warga sipil.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas