Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosialita Rusia Gagal Belanja Tas Mewah Chanel di Dubai: Ini Alasannya

Brand asal Perancis itu mengeluarkan kebijakan yang melarang produknya dipakai di Rusia.

Editor: Erik S
zoom-in Sosialita Rusia Gagal Belanja Tas Mewah Chanel di Dubai: Ini Alasannya
ist
Chanel bag 

TRIBUNNEWS.COM-  Imbas konflik Rusia vs Ukraina, sejumlah influencer dan sosialita dari negeri Beruang Merah itu disebutkan tidak bisa bebas lagi berbelanja.

Mereka kini tak lagi bebas belanja barang mewah Chanel.

Chanel Keluarkan Kebijakan, Sosilita Asal Rusia 

Bukan karena masalah uang, namun karena brand asal Perancis itu mengeluarkan kebijakan yang melarang produknya dipakai di Rusia.

Baca juga: Melihat Upaya Penyelamat Tarik Wanita Hidup-hidup dari Puing di Luhansk yang Diserang Rusia

Anna Kalashnikova, salah satu sosialita Rusia, mengatakan gagal membeli sepasang anting dan tas di outlet Chanel yang berlokasi di Dubai, Uni Emirat Arab.

Manajer toko tersebut melarangnya melakukan pembelian karena kewarganegaraannya, yang disebut Anna sebagai perilaku 'Russophobia'.

Ia cukup sering datang ke Dubai mengunjungi Fashion Week sehingga dikenali sebagai pelanggan di cabang tersebut.

Berita Rekomendasi

"Manajer Chanel mengenali saya, mendekati saya, dan berkata: 'Kami tahu bahwa Anda adalah seorang selebriti di Rusia, kami tahu bahwa Anda akan membawa pembelian Anda ke sana, jadi kami tidak dapat menjual merek kami kepada Anda. item,'" katanya, dalam unggahan Instagramnya.

Baca juga: Kesaksian Remaja 14 Tahun di Bucha: Saya Melihat Tentara Rusia Menembak Mati Ayah

Begitu kesalnya, Anna menyebut kebijakan itu sebagai bukti jika Coco Chanel, founder brand fashion tersebut, sebagai seorang fasis.

"Tindakan warisannya, brandnya membuat Anda berpikir tentang biografi Coco Chanel. Mendukung fasisme dan Russophobia sangat rendah," katanya geram.

Desainer interior dan influencer asal Rusia, Liza Litvin mengaku mengalami hal serupa ketika harus memenuhi sejumlah syarat ketika akan membeli produk Chanel di Dubai.

Liza menyatakan dirinya diwajibkan menandatangani dokumen di outlet Chanel yang menyatakan bahwa dirinya tidak tinggal di Rusia dan tidak akan memakai tas tersebut di negara asalnya.

"Saya pergi ke butik Chanel di Mall of the Emirates. Mereka tidak menjual tas itu kepada saya karena (perhatian!) Saya dari Rusia!" kata Liza, dikutip dari Bussiness Insider.

Sejauh ini, pihak Chanel belum memberikan klarifikasi apapun atas keluhan yang menyebar luas di media sosial ini.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Pasar Darknet Rusia dan Pertukaran Kripto Garantex

Namun diprediksi jika larangan pembelian ini merupakan buah dari aturan Chanel yang mematuhi sanksi dari Uni Eropa terhadap Rusia.

Khususnya soal melarang penjualan, secara langsung atau tidak langsung, dari barang-barang mewah untuk setiap orang, badan hukum atau badan di Federasi Rusia atau untuk digunakan di Federasi Rusia.

Aksi militer yang dipimpin Vladimir Putin terhadap Ukraina memang memicu sejumlah sanksi dari berbagai negara lain dan perusahaan yang bernaung di bawahnya.

Namun Vogue Business melaporkan pada 4 Maret lalu bahwa sejumlah toko di Rusia mengalami peningkatan pembeli tiga kali lipat dibandingkan sebelumnya.

Para pelanggan berusaha membeli sebanyak mungkin barang yang diinginkan selagi masih mampu dan memungkinkan. Beberapa hari kemudian, merek-merek mewah seperti Burberry, Chanel, Herms, Louis Vuitton, Prada, dan Kering mengumumkan penutupan sementara tokonya di Rusia.

Penulis : Sekar Langit Nariswari

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas