Sri Lanka Dilanda Krisis Ekonomi, tapi Tampung Ribuan Warga Ukraina yang Terdampar
Warga Ukraina yang tak memiliki uang dan putus asa atas nasib keluarga tercinta mengaku kewalahan mendapat dukungan dari penduduk setempat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Saat matahari terbenam di bawah gelombang Samudra Hindia, turis Ukraina Viktoria Maharenko dan sang putri berdoa agar bisa kembali ke rumah.
Invasi Rusia ke tanah air pria berusia 35 tahun itu membuat ribuan pelancong asing dari Moskow maupun Ukraina terdampar di Sri Lanka.
Dilansir Al Jazeera, warga Ukraina yang tak memiliki uang dan putus asa atas nasib keluarga tercinta mengaku kewalahan mendapat dukungan dari penduduk setempat, meskipun mereka (warga Sri Lanka) mengalami kesulitan karena menghadapi krisis keuangan yang memburuk.
“Saya mencintai orang-orang Sri Lanka dan Sri Lanka,” kata Makarenko kepada kantor berita AFP.
“Semua orang ingin membantu kami.”
Baca juga: Facebook dan Instagram Buka Lagi Tagar Invasi Rusia ke Ukraina yang Diblokir
Baca juga: Ini Alasan Rusia Sebut Mayat-mayat yang Tergeletak di Jalanan Kota Bucha Ukraina adalah Rekayasa
Mereka menjaga kami...
Dia, suaminya, dan putri mereka yang berusia lima tahun telah berkeliling Sri Lanka selama berminggu-minggu ketika pasukan Rusia menyerbu Ukraina.
Mereka kehabisan uang tunai dan putus asa akan kesulitan mereka sebelum penduduk setempat menawarkan akomodasi gratis, makanan, dan bahkan dupa untuk menerangi perjalanan harian mereka ke kuil.
“Pemilik hotel ini mengizinkan kami tinggal di sini selama yang kami butuhkan. Kami punya makanan, air, kami tidak pusing mau makan apa besok,” kata Makarenko.
“Kami tetap aman di sini dan mereka menjaga kami.”
Di sepanjang pasir putih garis pantai selatan Sri Lanka, lusinan bisnis berorientasi turis mengiklankan penawaran atau bantuan untuk warga Ukraina yang terdampar.
Manajer kafe Blackgold di Mirissa Ahesh Shanaka mengatakan dia bertanya kepada seorang pelanggan asal Ukraina yang membawa bayi, apakah dia akan kembali ke rumah.
“Dia berkata, 'Saya tidak bisa kembali, rumah saya hancur, ke mana saya harus pergi?'.”
Sebuah tanda di luar menawarkan makanan setengah harga dengan menunjukkan paspor Ukraina, dan wisma tamu terdekat telah memberikan kamar kosong kepada sekelompok kecil backpacker dari negara itu.
Baca juga: Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Cabut Keadaan Darurat di Tengah Krisis yang Makin Menggigit
Baca juga: Imbas Krisis Ekonomi, 26 Menteri Sri Lanka Mengundurkan Diri