UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-43, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-43, dikutip The Guardian.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
Sayap kanan Hungaria, Perdana Menteri sekutu Putin Viktor Orbán memberikan konferensi pers di mana dia mengatakan dia telah menawarkan untuk menengahi pembicaraan dengan Rusia.
Dia menawarkan untuk bekerja menuju gencatan senjata, sementara berhenti menyetujui untuk memperpanjang sanksi Uni Eropa terhadap pengiriman minyak dan gas Rusia.
Baca juga: Menkeu AS Sebut Biden Ingin Rusia Keluar dari G20: Agresi Rusia Bawa Dampak Ekonomi Sangat Besar
Kremlin berusaha tutupi kekejaman
Zelensky mengatakan pasukan Kremlin berusaha menutupi bukti kekejaman.
"Kami memiliki informasi bahwa militer Rusia telah mengubah taktiknya dan mencoba untuk memindahkan orang-orang yang terbunuh dari jalan-jalan dan ruang bawah tanah ... ini hanya upaya untuk menyembunyikan bukti dan tidak lebih," katanya Kamis, tetapi tidak memberikan bukti.
Militer Rusia mengalihkan fokus ke Ukraina sebelah timur
Militer Rusia kini telah mengalihkan fokusnya ke timur Ukraina, dengan otoritas Ukraina di Luhansk dan Donetsk memperingatkan bahwa warga sipil harus pergi secepat mungkin.
Itu terjadi ketika pejabat barat mengatakan mundurnya Rusia dari sekitar Kyiv dan timur laut negara itu sekarang "sebagian besar selesai" dan itu akan memakan waktu "setidaknya seminggu" sebelum unit yang dibentuk kembali bisa pergi ke Donbas dan mungkin lebih lama.
Baca juga: Delegasi Rusia Hadir, Amerika Serikat Tidak Akan Ikuti Pertemuan G20
Zelensky klaim Rusia sembunyikan ribuan jasad warga Ukraina
Zelensky mengklaim Rusia telah menyembunyikan ribuan warga Ukraina yang tewas di Mariupol.
"Pasukan Rusia memblokir akses kemanusiaan ke kota pelabuhan Mariupol yang terkepung karena ingin menyembunyikan bukti ribuan orang tewas di sana," kata presiden.
Baca juga: Kemhan Inggris: Lebih dari 160.000 Penduduk Mariupol Hidup Tanpa Air, Pemanas hingga Obat-obatan
Ribuan warga sipil tewas di Mariupol
Lebih dari 5.000 warga sipil, termasuk 210 anak-anak, tewas di Mariupol sejak dimulainya invasi Rusia, kata walikota kota yang terkepung itu.
Vadym Boichenko mengatakan 90 persen dari infrastruktur kota telah hancur dan pasukan Rusia telah menargetkan sebuah rumah sakit di mana 50 orang dibakar sampai mati.