Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Siap Kirim Senjata ke Ukraina Senilai Rp10,7 Triliun, Termasuk Rudal Anti-pesawat

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden siap mengirim bantuan militer untuk Ukraina senilai 750 juta dolar AS atau sekitar Rp 10,7 triliun.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in AS Siap Kirim Senjata ke Ukraina Senilai Rp10,7 Triliun, Termasuk Rudal Anti-pesawat
SAUL LOEB / AFP
Presiden AS Joe Biden berbicara tentang operasi kontraterorisme di Suriah dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Februari 2022. - AS akan mengirim senjata ke Ukraina untuk perang melawan Rusia. 

Dalam pidato virtual kepada Majelis Nasional Korea Selatan pada Senin (11/4/2022), Zelensky berterima kasih kepada negara itu atas dukungannya sejauh ini.

Kemudian, dia menekankan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak perangkat keras dan teknologi militer, termasuk pesawat dan tank, untuk memenangkan perang.

"Korea Selatan memiliki berbagai peralatan militer yang dapat menghentikan kapal dan rudal Rusia," kata Zelensky, sebagaimana dilansir The Straits Times.

“Saya akan berterima kasih jika Korea Selatan dapat membantu kami melawan Rusia. Jika Ukraina menerima senjata seperti itu, tidak hanya akan menyelamatkan nyawa orang biasa, tetapi juga akan menjadi kesempatan untuk menyelamatkan Ukraina dan memastikan negara lain tidak diserang oleh Rusia."

Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan telah menolak permintaan senjata mematikan dalam pembicaraan tingkat menteri Jumat lalu.

Video handout yang diambil dan dirilis oleh layanan pers Kepresidenan Ukraina pada 25 Februari 2022 menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan pengarahan di Kantor Kepala Negara di Kyiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 24 Februari membandingkan invasi Rusia ke negaranya dengan kampanye militer yang dilakukan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan orang mengungsi demi hidup mereka di negara tetangga yang pro-Barat itu.
Video handout yang diambil dan dirilis oleh layanan pers Kepresidenan Ukraina pada 25 Februari 2022 menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan pengarahan di Kantor Kepala Negara di Kyiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 24 Februari membandingkan invasi Rusia ke negaranya dengan kampanye militer yang dilakukan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari, menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan orang mengungsi demi hidup mereka di negara tetangga yang pro-Barat itu. (Selebaran / PRESIDEN UKRAINA / AFP)

Juru bicara Menteri Pertahanan, Suh Wook menegaskan kembali terkait sikap itu, dengan mengatakan bahwa Suh telah menjelaskan kepada mitranya dari Ukraina, Oleksii Reznikov bahwa ada batasan di Korea Selatan dalam menyediakan senjata mematikan ke Ukraina, mengingat situasi keamanan dan potensi dampaknya terhadap militer Korsel.

Kyiv mengirimkan permohonan resmi untuk bantuan militer dan kemanusiaan kepada masyarakat internasional awal bulan lalu.

Berita Rekomendasi

Daftar barang yang dibutuhkan termasuk senjata seperti senapan dan rudal anti-tank.

Korea Selatan mengirimkan barang-barang militer senilai 1 miliar won, seperti helm antipeluru, tenda dan selimut, serta persediaan medis.

Suh mengatakan, Korea Selatan akan mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak pasokan semacam itu ke Ukraina.

Baca juga: Rusia Kemungkinan Besar Gunakan Senjata Kimia di Kota Mariupol Ukraina

Baca juga: India Bersikap Netral terkait Invasi Rusia ke Ukraina, Biden Tekan PM Narendra Modi

Dalam pidatonya, Zelensky berterima kasih kepada Majelis Nasional karena memberinya kesempatan untuk berbicara dengan rakyat Korea Selatan.

Dia juga memutar klip video yang menunjukkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan Rusia di kota Mariupol Ukraina, mengatakan Rusia tidak akan berhenti dan tidak peduli dengan jumlah kematian.

"Saat ini tidak ada harapan bahwa Rusia akan berhenti dengan sendirinya. Kita harus membuat Rusia memilih perubahan dengan memobilisasi komunitas internasional," kata Zelensky.

Perusahaan internasional dapat melakukan bagian mereka dengan menarik diri dari Rusia dan berhenti mendukung ekonomi Rusia, katanya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas