Wakil Perdana Menteri: Putin Dapat Dihentikan oleh Tentara Ukraina, Sanksi dan Negosiasi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy siap bertemu dengan Putin dan membahas mengenai penghentian agresi Rusia dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Wakil Perdana Menteri dan Menteri untuk Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Ukraina Iryna Vereshchuk meyakini bahwa hanya upaya bersama Ukraina, Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang dapat menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Italia, mengacu pada saluran Telegram Kementerian Reintegrasi.
"Putin dapat dihentikan oleh tentara Ukraina, sanksi dan negosiasi," kata Vereshchuk.
Dikutip dari laman Ukrinform, Jumat (15/4/2022), ia menekankan bahwa Ukraina saja tidak akan mampu mengatasi hal ini.
Sehingga diperlukan partisipasi negara-negara Eropa dan AS, seperti pemberlakuan sanksi berat, termasuk embargo minyak dan gas.
"Semakin kuat isolasi dan embargo internasional, semakin cepat ia (Putin) akan duduk di meja perundingan," tegas Vereshchuk.
Vereshchuk mengingatkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy siap bertemu dengan Putin dan membahas mengenai penghentian agresi Rusia dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina.
Ia juga mencatat bahwa Putin tidak hanya mengintimidasi Ukraina, namun juga negara lainnya menggunakan senjata.
"Ia adalah musuh seluruh dunia demokrasi yang beradab. Semua orang harus memahami itu," jelas Vereshchuk.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina.
Baca juga: Imbas Perang di Ukraina, Harga Pangan di Senegal Melonjak hingga 30 Persen
Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun'.
Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.
Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.
Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.
Penerapan sanksi ditujukan terhadap badan hukum maupun individu swasta Rusia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.