Swedia Rusuh, 3 Polisi Terluka dan Mobil Polisi Dibakar
Tiga petugas polisi dilarikan ke rumah sakit setelah kerusuhan pecah di kota Linkoping, pantai timur Swedia, Kamis (14/4/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Tiga petugas polisi dilarikan ke rumah sakit setelah kerusuhan pecah di kota Linkoping, pantai timur Swedia, Kamis (14/4/2022).
Para demonstran melakukan aksi pembakaran Al Quran yang diduga telah direncanakan sebelumnya.
Dilansir The Guardian, berdasarkan video yang diambil di tempat kejadian, sebuah mobil terbakar dan puluhan orang dengan penutup muka menyerang mobil polisi.
"Suasana sangat emosional dan ada serangan terhadap polisi di tempat kejadian," kata juru bicara kepolisian Asa Willsund kepada penyiar SVT, Kamis (14/4/2022).
Baca juga: Rusia Keberatan Swedia dan Finlandia Gabung ke NATO, Jika Nekat Bakal Dirudal
Baca juga: Rusia Peringatkan Swedia-Finlandia Jika Gabung NATO, Ancam Kerahkan Senjata Nuklir dan Rudal
Setelah aparat mundur, keadaan berangsur tenang.
Korban luka
Dua dari petugas mengalami luka ringan.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua dari petugas mengalami luka ringan, sementara kondisi ketiga tidak diketahui.
Petugas kepolisian juga mengamankan dua orang yang terlibat dalam aksi tersebut.
Baca juga: Berita Foto : Bentrok Warga Palestina dan Polisi Israel di Masjid Al-Aqsa
Baca juga: UPDATE 158 Warga Palestina Terluka dalam Aksi Kekerasan Pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa
Kerusuhan dimulai sebelum aksi demo
Kerusuhan dimulai sebelum demonstrasi yang direncanakan oleh politisi anti-Muslim Denmark, Rasmus Paludan dan partainya Stram Kurs (Garis Keras) yang dimaksudkan untuk membakar kitab suci umat Islam, Al Quran.
Sementara Stram Kurs telah diberi izin untuk mengadakan demonstrasi mereka di lingkungan Skaggetorp – di mana lebih dari 50% penduduknya lahir di luar negeri – mereka tidak dapat memulainya karena polisi sedang menangani para perusuh.
"Ada orang-orang bertopeng di tempat kejadian yang melempari polisi dengan batu," kata sebuah pernyataan dari polisi daerah, tanpa mengidentifikasi apakah mereka adalah bagian dari protes yang dijadwalkan atau kontra-pemrotes.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan para pemuda menghancurkan jendela mobil polisi dan meneriakkan "Allahu Akbar" (Tuhan Maha Besar).