Israel Tutup Masjid Al-Aqsa untuk Non-Muslim hingga Akhir Ramadan
Israel melarang non-muslim mengunjungi Temple Mount dan kompleks Masjid Al-Aqsa mulai Jumat (22/4/2022) hingga akhir bulan Ramadan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Polisi Israel akan melarang non-Muslim mengunjungi Temple Mount dan kompleks Masjid Al-Aqsa mulai Jumat (22/4/2022).
Penutupan Masjid Al-Aqsa akan diberlakukan hingga akhir bulan Ramadan yakni pada 2 Mei 2022, mendatang.
Rencana itu bocor ke sejumlah media Ibrani malam dan memicu protes langsung dari anggota parlemen sayap kanan dan pakar.
Mereka mengecam pemerintah karena tunduk terhadap teror setelah bentrokan berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa sejak Jumat (15/4/2022).
Mengutip Times of Israel, larangan 10 hari pada pengunjung non-Muslim tahun ini dipandang sebagai bagian dari status quo di Temple Mount, yang dikunjungi oleh umat Islam dan menjadi tempat berdoa.
Sementara orang Yahudi hanya diizinkan untuk mengunjungi selama slot waktu terbatas dan tidak dapat berdoa.
Baca juga: Militan Palestina dan Israel Saling Tembak Roket, Hamas Diduga Dalang Semua Serangan Udara Itu
Baca juga: Akibat Aksi Kepolisian di Al-Aqsa, Partai Arab Keluar dari Koalisi Pemerintah Israel
Temple Mount adalah tempat paling suci bagi orang Yahudi sebagai lokasi kuil-kuil alkitabiah.
Sementara Masjid Al-Aqsa, yang berada di atas Temple Mount, adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam.
Tahun lalu, mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan situs tersebut ditutup untuk non-muslim selama 19 hari selama Ramadan.
Dia mendapat kecaman keras ketika melarang situs itu dibuka kembali untuk jamaah Yahudi pada Hari Yerusalem, hari libur nasionalis yang merayakan Israel menguasai ibu kota pada 1967, yang bertepatan dengan Ramadan.
Menteri Kerjasama Regional Esawi Frej, seorang anggota parlemen Arab Israel yang kantornya bekerja untuk membina hubungan dengan negara-negara terdekat, menyuarakan dukungannya untuk langkah tersebut.
“Ini adalah keputusan pemerintah yang berusaha menenangkan ketegangan dan tidak bermain-main dengan provokator yang mencoba mengubah tempat-tempat suci menjadi korek api yang menyulut api,” katanya.
Ketegangan Israel dan Palestina
Ketegangan antara Israel dan Palestina telah meningkat selama Ramadan, yang terjadi hampir setiap tahun, ketika puluhan ribu jemaah, termasuk banyak dari Tepi Barat, menghadiri salat di Masjid Al-Aqsa.
Ketegangan pada hari Jumat memuncak setelah pemuda Palestina menimbun batu dan senjata lain di dalam masjid dan berbaris di daerah itu, dengan beberapa orang membawa spanduk hijau dari kelompok teror Hamas.
Polisi datang ke kompleks untuk mencegah kerusuhan, yang mengarah ke bentrokan. Sekitar 400 warga Palestina ditangkap dan lebih dari 150 terluka.
Polisi mengatakan mereka menunggu salat subuh berakhir sebelum memasuki Temple Mount untuk membubarkan para perusuh, beberapa di antaranya melemparkan batu ke Tembok Barat di bawah.
Rekaman yang beredar online menunjukkan warga Palestina menumpuk batu di dalam masjid dan melemparkan batu dan kembang api ke polisi.
Baca juga: Beda dengan Invasi Rusia ke Ukraina, Mengapa Amerika Tidak Mengutuk Serangan Israel ke Palestina?
Baca juga: Keanggotaan Rusia Ditangguhkan Dari Dewan HAM PBB, AAYG Soroti Pelanggaran HAM AS dan Israel
Video lain menunjukkan warga sipil menyerang dengan tongkat dan memasuki masjid, yang memicu kecaman dari tetangga Arab Israel.
Yordania dan Uni Emirat Arab memanggil duta besar Israel ke negara mereka untuk menenangkan diri, dan AS, Uni Eropa, dan PBB mengeluarkan pernyataan yang menyerukan ketenangan.
Israel mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mempertahankan status quo di situs tersebut dan menunjuk pada penangkapan ekstremis Yahudi yang berusaha untuk melakukan pengorbanan Paskah di situs tersebut dengan menyembelih seekor kambing, sebuah rencana yang telah mengobarkan semangat warga Palestina.
Israel juga menyoroti kampanye hasutan yang dipimpin oleh Hamas dan kelompok ekstremis lainnya yang secara keliru mengklaim bahwa Israel bertujuan untuk melanggar status quo di Temple Mount.
Pekan lalu, kelompok teror Gaza menyerukan eskalasi terhadap Israel atas situs suci.
Ramadan tahun ini bertepatan dengan liburan Paskah Yahudi selama seminggu, menyebabkan gesekan lebih lanjut, karena banyak orang Yahudi pergi ke tempat-tempat suci mereka, termasuk Tembok Barat.
Warga Palestina telah menyerang bus dan jemaah yang menuju ke tembok dalam seminggu terakhir.
(Tribunnews.com/Yurika)