Foto Diduga Kuburan Massal di Manhush, Ukraina Tuduh Rusia Kubur 9.000 Warga Mariupol di Sana
Maxar Technologies merilis foto-foto citra satelitnya, yang disebut menunjukkan lebih dari 200 kuburan massal di Ukraina.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Maxar Technologies merilis foto-foto citra satelit yang diduga menunjukkan lebih dari 200 kuburan massal di Ukraina.
Dalam foto terlihat barisan panjang kuburan yang membentang dari kuburan yang ada di Kota Manhush, sekitar 19 kilometer dari Kota Mariupol.
Dalam sebuah pernyataan, Maxar mengatakan tinjauan gambar sebelumnya menunjukkan kuburan di Manhush digali pada akhir Maret dan diperluas selama beberapa minggu terakhir.
Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko menuduh Rusia menyembunyikan kejahatan militer mereka dengan mengambil mayat warga sipil dari kota dan menguburnya di Manhush.
Kuburan itu bisa menampung sebanyak 9.000 orang, kata Dewan Kota Mariupol dalam sebuah unggahan di aplikasi Telegram, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Zelenskyy: Rusia Telah Mendeportasi 500.000 Orang dari Ukraina
Baca juga: Zelensky: Ukraina Butuh Bantuan 7 Miliar Dolar AS per Bulan Tebus Kerugian Ekonomi Akibat Perang
Boychenko melabeli tindakan Rusia di kota itu sebagai "Babi Yar baru", merujuk pada situs pembantaian Nazi di mana hampir 34.000 orang Yahudi Ukraina terbunuh pada 1941.
"Mayat orang mati dibawa dengan truk dan sebenarnya dibuang begitu saja di gundukan tanah," kata seorang ajudan Boychenko, Piotr Andryushchenko di Telegram.
Foto-foto itu muncul beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan dalam pertempuran untuk Mariupol, meskipun ada sekitar 2.000 pejuang Ukraina yang masih bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
Putin memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerbu benteng tetapi menutupnya agar "seekor lalat" pun tidak masuk.
Sementara itu, Boychenko menolak anggapan bahwa Mariupol telah jatuh ke tangan Rusia.
"Kota itu dulu, sekarang dan tetap Ukraina. Hari ini pejuang pemberani kita, pahlawan kita, membela kota kita," katanya seperti dikutip AP News.
Lebih lanjut, setelah hampir dua bulan pengeboman mematikan yang sebagian besar membuat Mariupol menjadi reruntuhan, pasukan Rusia tampaknya menguasai sisa kota selatan yang strategis, termasuk pelabuhan vitalnya yang sekarang rusak parah.
Tetapi beberapa ribu tentara Ukraina, menurut perkiraan Moskow, dengan keras kepala bertahan selama berminggu-minggu di pabrik baja, meskipun ada pukulan keras dari pasukan Rusia dan berulang kali menuntut agar mereka menyerah.
Sekitar 1.000 warga sipil juga terjebak di sana, menurut pejabat Ukraina.
Alih-alih mengirim pasukan untuk menghabisi para pembela dan menyerang secara frontal, Rusia tampaknya berniat mempertahankan pengepungan dan menunggu para pejuang menyerah karena kehabisan makanan atau amunisi.
Baca juga: Presiden Amerika Joe Biden Umumkan Bantuan Keamanan Baru untuk Ukraina
Baca juga: Vladimir Putin Klaim Pasukannya Kuasai Mariupol, Bendera Rusia Mulai Dikibarkan di Ukraina
Adapun pendudukan Mariupol oleh Rusia akan mewakili kemenangan terbesar Kremlin dalam perang di Ukraina.
Ini akan membantu Kremlin mengamankan lebih banyak garis pantai, menyelesaikan jembatan darat antara Rusia dan Semenanjung Krimea, yang direbut Rusia pada tahun 2014.
Selain itu, Rusia dapat membebaskan lebih banyak pasukan untuk bergabung dengan pertempuran yang lebih besar dan berpotensi lebih berdampak pada pertempuran yang sekarang sedang berlangsung di jantung industri timur Ukraina, Donbas.
Para pejabat Rusia selama berminggu-minggu mengatakan pendudukan Donbas yang sebagian besar berbahasa Rusia adalah tujuan utama perang.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)