Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggap NATO Ikut Perang, Menlu Rusia Ingatkan untuk Tak Remehkan Risiko Perang Nuklir

Rusia memperingatkan dunia untuk tidak meremehkan risiko besar perang nuklir serta menyinggung bantuan senjata dari Barat kepada Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
zoom-in Anggap NATO Ikut Perang, Menlu Rusia Ingatkan untuk Tak Remehkan Risiko Perang Nuklir
SPUTNIK/ MIKHAIL VOSKRESENSKIY
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Rusia memperingatkan dunia untuk tidak meremehkan risiko besar perang nuklir serta menyinggung bantuan senjata dari Barat kepada Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia memperingatkan dunia untuk tidak meremehkan risiko besar perang nuklir serta menyinggung bantuan senjata dari Barat kepada Ukraina.

Kremlin menganggap bahwa senjata konvensional Barat adalah target yang sah di Ukraina, di mana pertempuran sedang berkecamuk di timur.

"Risikonya sekarang cukup besar," kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov kepada televisi pemerintah Rusia Senin (25/4/2022), menurut transkrip wawancara di situs kementerian.

"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak yang menyukai itu. Bahayanya serius, nyata."

"Kita tidak boleh meremehkannya," ujarnya, dikutip dari Reuters

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (The Moscow Times)

Baca juga: Anggap Rudal Balistik Sarmat Bukan Ancaman, Penyiar TV Ini Tuding AS Tak Akui Kekuatan Rusia

Baca juga: AS Ingin Melihat Rusia Melemah, Gelontorkan Bantuan Militer Rp4,8 Triliun untuk Ukraina

Lavrov menjawab pertanyaan soal pentingnya menghindari Perang Dunia Ketiga dan apakah situasi saat ini sebanding dengan Krisis Rudal Kuba 1962, titik terendah dalam hubungan AS-Soviet.

Wawancara Lavrov ini dianggap Menteri Luar Negeri Ukraina sebagai bentuk keputusasaan Moskow.

Berita Rekomendasi

"(Rusia telah kehilangan) harapan terakhirnya untuk menakut-nakuti dunia agar tidak mendukung Ukraina," tulis Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba di Twitter setelah wawancara Lavrov.

"Ini hanya berarti Moskow merasakan kekalahan," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin menjanjikan lebih banyak senjata selama pertemuan di Kyiv, Ukraina pada Minggu (24/4/2022).

Departemen Luar Negeri AS pada Senin menggunakan deklarasi darurat untuk menyetujui potensi penjualan amunisi senilai $165 juta ke Ukraina.

Pentagon mengatakan, paket itu mencakup amunisi artileri untuk howitzer, tank, dan peluncur granat.

Duta Besar Moskow untuk Washington telah mengingatkan pemerintah AS untuk menghentikan pasokan senjata karena dapat mengobarkan konflik.

Lavrov dalam wawancaranya menyebut pengiriman persenjataan Barat ke Ukraina mengartikan bahwa aliansi NATO sebenarnya terlibat perang dengan Rusia.

Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia itu. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia itu. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas