OKI Gelar Pertemuan, Imbas Masjid Al Aqsa Diserang Israel
Indonesia kembali mengusulkan pelarangan impor produk-produk Israel ke pasar negara-negara anggota OKI
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertemuan luar biasa tingkat Wakil Tetap negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI (the Open-Ended Meeting of the Executive Committee at the Level of Permanent Representatives) telah berhasil terselenggara di markas OKI, Jeddah, pada Senin, 25 April 2022.
Pertemuan ini atas permintaan Indonesia dan dilatarbelakangi oleh perkembangan yang kian mengkhawatirkan di Palestina, terutama di Masjid Al-Aqsa.
Wakil Tetap Indonesia untuk OKI, Duta Besar Eko Hartono, menjelaskan posisi pemerintah Indonesia.
Eko Hartono menegaskan, Indonesia mengutuk serangan tentara Israel ke dalam kompleks Al-Aqsa, menembaki warga Palestina yang tengah beribadah, dan serangan ke jalur Gaza.
Termasuk upaya Israel melakukan penyekatan akses ke dalam komplek Al Aqsa.
Baca juga: Warga Palestina & Polisi Israel Bentrok Lagi di Masjid Al-Aqsa, 57 Orang Terluka
“Tindakan tersebut diyakini hanya akan menyebabkan konfrontasi yang lebih luas dan menambah penderitaan rakyat Palestina,” kata Dubes Eko dalam keterangannya, Selasa (26/4/2022).
Indonesia mengajak semua anggota OKI menggunakan berbagai jalur komunikasi untuk menghentikan agresi Israel dan memastikan status quo mesjid Al-Aqsa.
Indonesia juga memastikan bahwa isu Palestina terus menjadi perhatian dunia internasional.
Indonesia mendorong dihidupkannya kembali proses perdamaian.
Indonesia juga mendorong agar negara anggota OKI senantiasa terus memberikan dukungan dan mengirimkan bantuan bagi rakyat Palestina.
“Negara-negara OKI mengecam tindakan agresi militer Israel,” tulisnya.
OKI juga sepakat untuk mendorong dimulainya kembali proses perdamaian menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
OKI meminta aktor-aktor internasional seperti Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah menekan dan menghentikan agresi Israel tersebut.