China Deteksi Kasus Pertama Strain Flu Burung H3N8 pada Manusia
Bocah empat tahun yang terpapar H3N8 diketahui melakukan kontak dengan ayam dan gagak yang dipelihara di rumahnya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Strain flu burung H3N8 terdeteksi pada manusia di provinsi Henan, China tengah.
Kasus ini merupakan yang pertama kalinya flu burung dengan strain H3N8 menginfeksi manusia.
Dilansir The Guardian, bocah empat tahun yang terpapar H3N8 diketahui melakukan kontak dengan ayam dan gagak yang dipelihara di rumahnya, menurut laporan dari Komisi Kesehatan Nasional China.
Flu burung seperti biasa dikenal adalah penyakit virus yang sangat menular dengan laporan pertama kasus manusia pada 1990-an.
Baca juga: Wabah Virus Corona Belum Reda, China Sudah Laporkan Kasus Flu Burung H5N1
Baca juga: Lepas Ekspor ke Cina, Mentan Dorong Sarang Burung Walet Tembus Pasar Amerika dan Eropa
Beberapa jenis flu burung, seperti H3N8 sekarang, telah ditularkan ke manusia tetapi saat ini sangat jarang, dan biasanya terjadi setelah kontak yang sangat dekat dengan burung atau hewan yang terinfeksi.
Virus H3N8 beredar luas pada burung dan kuda dan juga telah terdeteksi pada anjing di Amerika Utara.
"Kita sering melihat virus menyebar ke manusia dan kemudian tidak menyebar lebih jauh sehingga satu kasus bukanlah penyebab yang sangat mengkhawatirkan," kata Sir Peter Horby, profesor penyakit menular baru dan kesehatan global, Universitas Oxford.
"Tidak ada alasan untuk berpikir itu akan berlanjut lebih jauh," kata Prof Paul Digard dari Institut Roslin, Universitas Edinburgh.
Dia menambahkan bahwa pihak berwenang China belum melaporkan penyakit apa pun pada kontak langsung dari bocah lelaki yang terinfeksi itu.
Baca juga: Pernah Jadi Pusat Pandemi Dunia, Spanyol akan Anggap Virus Corona Seperti Flu
Jadi perhatian di Eropa dan Amerika
Namun, Horby dan pakar penyakit lainnya mengatakan penyebaran luas dan rekor jumlah wabah flu burung pada unggas di Inggris, AS, dan Eropa tahun ini menjadi perhatian karena meningkatkan peluang virus unggas untuk bercampur dan bermutasi dan bagi manusia. infeksi.
"Saya umumnya percaya bahwa kita perlu meningkatkan pengawasan pengaruh secara global secara bersama-sama saat ini," kata Alexandra Phelan, asisten profesor di pusat ilmu dan keamanan kesehatan global di Universitas Georgetown.
"Selain H3N8, kami telah melihat sejumlah kejadian limpahan influenza baru lainnya dari unggas ke manusia selama beberapa tahun terakhir termasuk H5N8 di Rusia dan H7N9 dan H10N3 di China," imbuhnya.
Marius Gilbert, seorang ahli epidemiologi di Université Libre de Bruxelles di Belgia, mengatakan virus baru harus selalu dilihat dengan sangat cermat.