Kota Kherson di Ukraina Gunakan Mata Uang Rubel Setelah Berhasil Dikuasai Rusia
Rusia dikabarkan akan segera menganti alat pembayaran di kota Kherson di Ukraina dengan mata uang Rubel.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW – Rusia dikabarkan akan segera menganti alat pembayaran di kota Kherson di Ukraina dengan mata uang Rubel. Perubahan ini dilakukan Rusia usai berhasil menduduki wilayah Kherson pada beberapa waktu lalu.
Informasi ini diketahui setelah wakil kepala administrasi militer-sipil Kherson, Kirill Stremousov melapor pada kantor berita Rusia, RIA Novosti, Kamis (28/4/2022).
Stremousov menjelaskan, transisi alat pembayaran ini, dilakukan Rusia usai negaranya berhasil menguasai kota Kherson serta mengambil alih Dewan Kota yang berada di sebelah Selatan Ukraina pada Senin (25/4/2022).
Bahkan tanpa melakukan referendum pemerintah Ukraina sudah mengakui kemenangan Rusia dalam mencaplok kota Kherson. Setelah memegang kendali penuh terhadap Kherson, Putin melanjutkan kekuasaanya dengan menunjuk walikota Kherson yang baru.
Kherson kini resmi menjadi markas militer Putin di Ukraina meski mendapat kecaman dan penolakan keras dari masyarakat Kherson. Mereka mengadakan demonstrasi anti-pendudukan di Lapangan Kebebasan Kherson, Rabu (27/4/2022).
Baca juga: China Tangguhkan Pengiriman Drone Untuk Rusia dan Ukraina, Cegah Invasi Makin Memanas
Melansir dari Mirror.co.uk, demo awalnya berjalan dengan damai namun tak berselang lama militer Rusia menembakan gas air mata untuk membubarkan masa, dengan alasan keamanan.
"Selama demonstrasi damai pro-Ukraina di Lapangan Kebebasan di kota Kherson, prajurit angkatan bersenjata Rusia menggunakan gas air mata dan granat kejut terhadap penduduk sipil," kata kantor Jaksa Agung Ukraina dalam sebuah wawancara.
Baca juga: PBB: Lebih dari 5,3 Juta Pengungsi Tinggalkan Ukraina Sejak Serangan Rusia Dimulai
“Tidak ada kepanikan sampai mereka melemparkan granat gas air mata," kata siswa berusia 18 tahun, Mykyta yang mengikuti aksi demo tersebut.
Sejak diduduki Rusia, ribuan orang telah meninggalkan Kherson menuju beberapa kota di Ukraina setelah wilayah mereka mengalami pemadaman listrik dan air, kekurangan makanan dan obat-obatan, serta kendala jaringan.