Sekitar 100 Warga Sipil Dievakuasi dari Mariupol Tiba di Zaporizhzhia
Sekitar 100 warga sipil telah dievakuasi dari pabrik baja yang terkepung di kota Mariupol, Ukraina timur.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah Internasional menengahi kesepakatan untuk mengeluarkan non-pejuang dari lokasi blokade paling parah di Ukraina.
Sekitar 100 warga sipil telah dievakuasi dari pabrik baja yang terkepung di kota Mariupol, Ukraina timur.
"Para pengungsi tiba di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina pada Senin (2/5/2022)," kata Presiden Volodymyr Zelensky melalui unggahan Twitter pada Minggu (1/5/2022), dilansir Al Jazeera,
Zelensky menambahkan, Ukraina bekerja sama dengan PBB untuk mengevakuasi warga sipil lainnya dari pabrik baja Azovstal, katanya.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-68, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Zelensky Beri Pesan Menohok ke Militer Rusia: Lebih Baik Bertahan di Rusia daripada Mati di Ukraina
"Operasi ini [masih] berlangsung," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk dalam sebuah pidato video.
Kementerian pertahanan Rusia memberikan angka yang lebih rendah dari 80 warga sipil yang dievakuasi dari pabrik Azovstal.
“Mereka yang ingin pergi ke daerah yang dikendalikan oleh rezim Kyiv diserahkan kepada perwakilan PBB dan ICRC (Palang Merah)," terangnya.
Baca juga: Di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Dikabarkan akan Jalani Operasi Pengangkatan Kanker
Tidak jelas mengapa angka yang disebutkan berbeda
PBB tidak mengatakan berapa banyak warga sipil yang diangkut dari Mariupol dan tidak segera jelas mengapa kedua pihak memberikan angka yang berbeda.
Juru bicara PBB Saviano Abreu membenarkan bahwa "operasi lintas yang aman" sedang berlangsung di Azovstal dan berkoordinasi dengan Komite Palang Merah Internasional dan "pihak-pihak dalam konflik".
"Zaporizhzhia, sebuah kota sekitar 150 kilometer di barat laut Mariupol, adalah tujuan upaya evakuasi," kata Abreu.
Dia membeberkan wanita, anak-anak dan orang tua - yang telah terdampar selama hampir dua bulan - akan dievakuasi ke kota, di mana mereka akan menerima dukungan kemanusiaan segera, termasuk layanan psikologis.
“Pada titik ini, dan saat operasi sedang berlangsung, kami tidak akan membagikan rincian lebih lanjut, karena dapat membahayakan keselamatan warga sipil dan konvoi,” kata Abreu.
Baca juga: Peringatan Keras Zelensky untuk Pasukan Rusia: Lebih Baik Bertahan di Rusia daripada Mati di Ukraina
Baca juga: Peringatan Keras Zelensky untuk Pasukan Rusia: Lebih Baik Bertahan di Rusia daripada Mati di Ukraina
100 ribu orang diyakini masih berada di Mariupol