PBB Peringatkan Afrika Hadapi Krisis Disebabkan oleh Invasi Rusia ke Ukraina, Harga Makanan Melonjak
PBB engatakan Afrika menghadapi krisis "belum pernah terjadi sebelumnya" yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, harga makanan melonjak.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, Afrika menghadapi krisis "belum pernah terjadi sebelumnya" yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menyebabkan melonjaknya harga makanan dan bahan bakar.
Dilansir Al Jazeera, konflik di Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow mengganggu pasokan gandum, pupuk, dan barang-barang lainnya, menambah kesulitan yang sudah dihadapi Afrika akibat perubahan iklim dan pandemi virus corona.
"Ini adalah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk benua itu," kata kepala ekonom UNDP Afrika, Raymond Gilpin pada hari Jumat.
“Kami melihat penurunan pertumbuhan PDB di benua itu,” katanya.
Lonjakan inflasi yang meluas menimbulkan risiko khususnya bagi Afrika Selatan, Zimbabwe, dan Sierra Leone, kata Gilpin dalam konferensi pers di Jenewa.
Banyak negara Afrika sangat bergantung pada impor pangan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina, dua pengekspor utama gandum, jagung, lobak, dan minyak bunga matahari.
Di beberapa negara Afrika, hampir 80 persen gandum berasal dari Rusia dan Ukraina.
Naiknya harga minyak dari perang juga telah meningkatkan biaya bahan bakar dan solar.
“Dengan gangguan yang sekarang terjadi, Anda melihat situasi mendesak terwujud karena ke mana negara-negara ini dalam semalam mencari komoditas?," kata Asisten Sekretaris Jenderal PBB dan direktur regional UNDP Afrika, Ahunna Eziakonwa.
Kenaikan harga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi menempatkan jutaan rumah tangga dalam bahaya di seluruh benua – yang mencakup sebagian besar negara termiskin di dunia.
Memperburuk ketegangan sosial
Kesulitan ekonomi juga dapat memperburuk ketegangan sosial di bagian benua yang dilanda krisis, seperti Sahel, sebagian Afrika tengah, dan Tanduk Afrika, kata Gilpin
“Ketegangan, khususnya di daerah perkotaan, masyarakat berpenghasilan rendah, dapat meluas dan menyebabkan protes kekerasan dan kerusuhan kekerasan,” katanya.
Dia mencatat bahwa negara-negara yang mengadakan pemilihan tahun ini dan tahun depan sangat rentan.
Baca juga: Hari Bidan Sedunia 5 Mei 2022, Ini Sejarah Kebidanan di Mesir, Eropa, China, Afrika, dan Yunani
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-72, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi