Bentrok Pecah di Sri Lanka, Rumah Perdana Menteri Rajapaksa dan Pejabat Dibakar Massa
Massa yang marah membakar beberapa rumah milik Perdana Menteri Sri Lanka dan anggota parlemen.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
Saat malam semakin larut, massa demonstran menyerang rumah milik PM Rajapaksa, para menteri, dan anggota parlemen.
Bahkan sebuah rumah yang diubah menjadi museum oleh Rajapaksa di desa leluhur keluarganya yakni di Hambantota, Sri Lanka selatan juga jadi sasaran amuk massa.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan rumah-rumah dilalap api, sementara orang-orang bersorak.
Daerah di dekat kediaman resmi Presiden juga dibakar, menurut laporan.
Setelah pengunduran diri Mahinda Rajapaksa, para pengunjuk rasa berusaha menerobos kompleks bagian dalam Temple Trees di mana perdana menteri tinggal bersama dengan beberapa loyalisnya, dan membakar sebuah bus di luar rumah.
Polisi melepaskan tembakan ke udara dan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Ketegangan juga terjadi di kota lain Sri Lanka, dengan orang-orang anti-pemerintah bersenjata tongkat telah membangun penghalang jalan di rute menuju dan dari bandara.
Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1948.
Baca juga: India Aktifkan Lagi 100 Tambang Batubara yang Terbengkalai untuk Atasi Krisis Listrik
Baca juga: Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Positif pada Kegiatan Produksi, Konsumsi dan Investasi
Ini menyebabkan masyarakat sangat marah karena biaya hidup melonjak drastis.
Cadangan mata uang asing negara itu hampir habis dan orang-orang tidak lagi mampu membeli barang-barang penting termasuk makanan, obat-obatan, hingga bahan bakar.
Pemerintah telah meminta bantuan keuangan darurat.
Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan kunjungan turis, karena pariwisata merupakan salah satu sumber mata uang asing terbesar bagi Sri Lanka.
Namun banyak ahli menilai, salah urus ekonomi juga menjadi faktor krisis yang terjadi saat ini.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)