Pusatkan Serangan di Timur Ukraina, Rusia Dituduh Ingin Perluas Wilayah Jajahan hingga Moldova
Tak hanya menginvasi Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut akan menyerang wilayah lain hingga ke Moldova.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Tak hanya menginvasi Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut akan menyerang wilayah lain hingga ke Moldova.
Itulah sebabnya Putin memerintahkan serangan besar-besaran di kawasan Donbass dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Klaim tersebut disampaikan oleh pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) Avril Haines, Selasa (10/5/2022).
Direktur intelijen nasional di kabinet pemerintahan Joe Biden itu menyebut pemfokusan kekuatan Rusia di timur Ukraina saat ini hanyalah “sementara”.
Menurut Haines, Putin siap dengan konflik berkepanjangan di Ukraina.
Rusia disebut ingin memblokade Ukraina dari lautan dan menyambung wilayah pendudukan hingga Transnistria di Moldova.
Transnistria merupakan negara yang dideklarasikan kelompok separatis pro-Rusia pada 1990 silam.
Baca juga: Barat Tudig Rusia Terlibat dalam Serangan Siber yang Sasar Jaringan Internet Ukraina
Saat ini, lebih dari 1.000 pasukan perdamaian asal Rusia berjaga di Transnistria.
“Menurut penilaian kami, Presiden Putin tengah menyiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina, dia masih ingin mencapai tujuan melampaui Donbass,” kata Haines dalam rapat bersama Komite Angkatan Bersenjata Senat AS sebagaimana dikutip AFP via France24.
“Kami melihat indikasi bahwa militer Rusia ingin memperluas jembatan darat ke Transnistria,” lanjutnya.
Meskipun demikian, intelijen AS menilai Rusia belum punya cukup kekuatan untuk menyerbu dan menduduki timur dan selatan Ukraina sekaligus.
Meski demikian, Haines menyebut Putin berkemungkinan akan mendeklarasikan perang secara resmi dan mengumumkan mobilisasi massal di kemudian hari.
“Tren saat ini meningkatkan kemungkinan bahwa Presiden Putin akan beralih ke cara-cara yang lebih drastis, termasuk menetapkan darurat militer, reorientasi produksi industri, atau eskalasi opsi militeristis lain untuk merengkuh sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya,” kata Haines.
Isu bahwa Rusia menargetkan wilayah selatan Ukraina hingga Transnistria telah berembus sejak bulan lalu.
Pada April 2022, terdapat sejumlah serangan bom di Transnistria yang diklaim Ukraina sebagai operasi bendera palsu oleh Rusia.
Alasan Putin Serang Ukraina
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa intervensi Rusia di Ukraina diperlukan karena Barat sedang bersiap menyerang Rusia.
Hal tersebut Putin sampaikan pada saat berpidato di parade Hari Kemenangan tahunan di Lapangan Merah Moskow yang menandai peringatan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.
"(Barat) mempersiapkan invasi ke tanah kami, termasuk Krimea," kata Putin, dilansir Al Arabiya.
Putin membangkitkan memori kepahlawanan Soviet dalam Perang Dunia Kedua untuk mendesak pasukannya menuju kemenangan di Ukraina.
Berpidato di depan barisan prajurit di Lapangan Merah pada peringatan 77 tahun kemenangan atas Nazi Jerman, Putin mengutuk ancaman eksternal untuk melemahkan dan memecah belah Rusia.
Putin juga mengulangi argumen yang biasa dia gunakan untuk membenarkan invasinya, bahwa NATO menciptakan ancaman serius di sebelah perbatasannya.
Dia secara langsung berbicara kepada tentara yang bertempur di wilayah Donbas di Ukraina timur yang telah dijanjikan Rusia untuk dibebaskan dari Kyiv.
“Membela Tanah Air ketika nasibnya ditentukan selalu suci,” katanya.
“Hari ini Anda berjuang untuk orang-orang kami di Donbas, untuk keamanan Rusia, tanah air kami.”
“Kematian setiap prajurit dan perwira sangat menyakitkan bagi kami,” katanya.
“Negara akan melakukan segalanya untuk mengurus keluarga-keluarga ini.”
Dia mengakhiri pidatonya dengan seruan kepada tentara yang berkumpul: "Untuk Rusia, Untuk Kemenangan, Hore!"
Pidato 11 menit Putin pada hari ke-75 invasi tidak memberikan penilaian kemajuan dalam perang dan tidak memberikan indikasi berapa lama itu akan berlanjut.
Dia telah berulang kali menyamakan perang yang dia sebut sebagai pertempuran melawan nasionalis berbahaya yang diilhami "Nazi" di Ukraina dengan tantangan yang dihadapi Uni Soviet ketika Adolf Hitler menginvasi pada tahun 1941.
Sebuah layar menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato saat prajurit berbaris di Lapangan Merah selama parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang Dunia II.
Tentang Hari Kemenangan Rusia
Mengutip CNN, Victory Day atau Hari Kemenangan di Rusia untuk memperingati peran Uni Soviet dalam mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Hari Kemenangan ditandai dengan parade militer di Moskow.
Pada hari itu, para pemimpin Rusia berdiri di makam Vladimir Lenin di Lapangan Merah untuk merayakannya.
"9 Mei dirancang untuk pamer ke banyak penonton, untuk mengintimidasi lawan dan untuk menyenangkan diktator saat itu," kata James Nixey, direktur Program Rusia-Eurasia di Chatham House kepada CNN.
Para pejabat Barat telah lama percaya bahwa Putin akan memanfaatkan makna simbolis dan nilai propaganda hari itu untuk mengumumkan pencapaian militer di Ukraina, eskalasi besar permusuhan atau keduanya.
Di bawah Vladimir Putin, Hari Kemenangan telah menjadi pertunjukan kekuatan pasukan dan perangkat keras militer, serta kesempatan untuk mengingat pengorbanan Perang Dunia Kedua.
Dua puluh tujuh juta warga Soviet tewas, sejauh ini merupakan kerugian terbesar dari negara mana pun, dalam apa yang disebut orang Rusia sebagai Perang Patriotik Hebat, seperti dikutip dari BBC.
Setelah Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014, Vladimir Putin menandai Hari Kemenangan dengan pidato di Lapangan Merah tentang mengalahkan fasisme, sebelum terbang ke pelabuhan Laut Hitam Sevastopol untuk merayakan kemenangan barunya di depan ribuan penonton.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.