Korea Utara Temukan Kasus Pertama Virus Corona
KCNA melaporkan kasus pertama virus corona di Korea Utara. Hal itu meningkatkan kekhawatiran di satu-satunya negara yang tidak divaksinasi.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengkonfirmasi wabah pertama Covid-19.
Kasus pertama virus corona di Korea Utara dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Kamis (12/4/2022).
Temuan tersebut meningkatkan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan di satu-satunya negara yang tidak divaksinasi.
Pihak berwenang mendeteksi sub-varian varian virus corona Omicron yang sangat menular, BA.2, pada orang-orang di Pyongyang, KCNA melaporkan.
Namun, KCNA tidak merinci jumlah kasus yang dikonfirmasi.
“Ada insiden darurat terbesar di negara ini, telah terjadi kebocoran di garis depan karantina darurat kami, yang telah disimpan dengan aman selama dua tahun dan tiga bulan terakhir sejak Februari 2020,” kata penyiar negara, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: WHO Mendalami Kemungkinan Virus Covid-19 dalam Kasus Hepatitis Anak
Baca juga: Orang Terkaya Dunia Bill Gates Positif Covid-19
Korea Utara, yang menutup perbatasannya pada Januari 2020, telah menjadi salah satu dari sedikit negara di Bumi yang melaporkan tidak ada kasus Covid selama pandemi, meskipun para analis menyatakan keraguan tentang angka resmi mengingat perbatasan darat negara itu yang luas dan keropos dengan China.
Pekerja bantuan telah memperingatkan bahwa Korea Utara akan berjuang untuk menangani wabah besar virus corona setelah berulang kali menolak untuk menerima pengiriman vaksin yang disediakan oleh inisiatif vaksinasi global yang didukung PBB, COVAX.
Negara terpencil yang diperintah oleh diktator generasi ketiga Kim Jong Un juga menderita kekurangan gizi yang meluas dan sistem kesehatan yang bobrok dan tidak lengkap.
Sebelum pandemi, PBB memperkirakan lebih dari seperempat warga Korea Utara menderita kekurangan gizi.
Pada bulan Juli, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan negara itu dapat kekurangan 860.000 ton dari kebutuhan pangannya pada tahun 2021.
(Tribunnews.com/Yurika)