McDonald's akan Meninggalkan Rusia Secara Permanen setelah 30 tahun
McDonald's mengatakan akan meninggalkan Rusia secara permanen setelah lebih dari 30 tahun dan telah mulai menjual restorannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - McDonald's mengatakan akan meninggalkan Rusia secara permanen setelah lebih dari 30 tahun dan telah mulai menjual restorannya.
Langkah itu dilakukan setelah menutup sementara 850 gerainya pada Maret.
Dilansir BBC, raksasa makanan cepat saji itu mengatakan bahwa keputusan itu diambil karena "krisis kemanusiaan" dan "lingkungan operasi yang tidak dapat diprediksi" yang disebabkan oleh perang Ukraina.
Baca juga: Cerita Warga Ukraina yang Disiksa Tentara Rusia, Wajah Ditembak hingga Pura-pura Mati saat Dikubur
Baca juga: RANGKUMAN Sejumlah Peristiwa yang Terjadi Selama Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-83
Pembukaan restoran pertama McDonald's di Moskow pada tahun 1990 melambangkan mencairnya ketegangan Perang Dingin.
Setahun kemudian, Uni Soviet runtuh dan Rusia membuka ekonominya untuk perusahaan-perusahaan dari Barat.
Namun, lebih dari tiga dekade kemudian, ini adalah salah satu dari semakin banyak perusahaan yang menarik diri.
"Ini adalah masalah rumit yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dengan konsekuensi yang mendalam," kata kepala eksekutif McDonald's Chris Kempczinski dalam sebuah pesan kepada staf dan pemasok.
"Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa menyediakan akses ke makanan dan terus mempekerjakan puluhan ribu warga biasa, tentu saja merupakan hal yang benar untuk dilakukan," tambahnya.
"Tetapi tidak mungkin untuk mengabaikan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina," imbuhnya.
"Tidak mungkin membayangkan Lengkungan Emas mewakili harapan dan janji yang sama yang membawa kita memasuki pasar Rusia 32 tahun lalu."
Baca juga: Lebih dari 260 Pejuang Ukraina Dievakuasi dari Pabrik Baja Mariupol
Baca juga: Memanasnya Pertarungan Intelijen Rusia dengan Amerika Cs di Balik Perang di Ukraina
Proses de-arching
McDonald's mengatakan akan menjual semua situsnya ke pembeli lokal dan akan memulai proses "de-arching" restoran yang melibatkan penghapusan nama, merek, dan menunya.
Ini akan mempertahankan merek dagangnya di Rusia.
Rantai mengatakan prioritasnya termasuk berusaha untuk memastikan 62.000 karyawannya di Rusia terus dibayar sampai penjualan selesai dan bahwa mereka memiliki "pekerjaan di masa depan dengan pembeli potensial".