Tentukan Gabung Nato, Parlemen Finlandia Gelar Voting, Turki Tetap Menentang
Komite urusan luar negeri memutuskan untuk bergabung dengan kepemimpinan negara dalam mengusulkan kepada Parlemen bahwa negara Nordik
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, HELSINKI - Parlemen Finlandia kemungkinan akan memberikan suara pada Selasa mengenai proposal untuk mengajukan keanggotaan aliansi militer NATO, dalam perubahan kebijakan bersejarah yang didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Dilaporkan oleh Reuters, Presiden Finlandia Sauli Niinisto dan pemerintah memutuskan secara resmi pada hari Minggu bahwa Finlandia akan mengajukan keanggotaan tetapi keputusan tersebut menunggu persetujuan Parlemen, yang diharapkan dengan mayoritas.
Debat di badan legislatif dimulai pada hari Senin dan sesi pertama selesai lebih dari 14 jam kemudian, setelah tengah malam, setelah anggota memberikan 212 pidato tentang topik tersebut, sebagian besar setuju untuk bergabung.
Baca juga: Swedia Tandatangani Permohonan Keanggotaan NATO, Menlu: Keputusan Terbaik untuk Swedia
Selasa pagi, komite urusan luar negeri memutuskan untuk bergabung dengan kepemimpinan negara dalam mengusulkan kepada Parlemen bahwa negara Nordik harus mengajukan keanggotaan NATO.
"Setelah mendengar sejumlah besar pakar dan menerima pendapat dari 10 komite (parlemen), komite urusan luar negeri setuju dengan pemerintah bahwa Finlandia harus mengajukan keanggotaan di NATO. Keputusan ini bulat," kata Jussi Halla- ah.
Parlemen akan melanjutkan pembahasan masalah ini dalam sidang pleno kedua di sore hari, yang pada akhirnya akan ada pemungutan suara mengenai masalah tersebut jika salah satu anggota menentang usulan tersebut.
Setidaknya satu anggota mengatakan kepada media bahwa dia akan memastikan ada pemungutan suara jika tidak ada orang lain yang melakukannya.
Rusia Merasa Tidak Terancam
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak terancam jika Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.
Tetapi, ia memperingatkan bahwa Moskow akan bereaksi jika aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) itu mendukung infrastruktur militer kedua negara Nordik tersebut.
Baca juga: Rusia Sepakati Evakuasi Tentara Ukraina yang Terluka Dari Azovstal, Zelensky: Selamatkan Anak Kami
Putin yang memimpin Rusia sejak 1999, berulang kali menyebut ekspansi NATO pasca-Soviet ke arah timur atau mendekati perbatasan Rusia, sebagai alasan invasi Ukraina.
Meskipun beberapa bulan ini sempat melontarkan ancaman perang nuklir terhadap Barat, Putin membuat komentar yang tenang terkait Swedia dan Finlandia.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat (AFP)
Diketahui dua negara di kawasan Baltik ini akhirnya menyetujui tawaran bergabung dengan NATO.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.