Media AS Sebut Jatuhnya Pesawat Boeing 737-800 China Eastern Airlines Diduga Disengaja
Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa data penerbangan menunjukkan insiden jatuhnya pesawat China Eastern Airlines diduga disengaja.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa data penerbangan menunjukkan insiden jatuhnya pesawat China Eastern Airlines diduga disengaja.
Dilansir BBC, penilaian awal dari pejabat AS terkait penerbangan menyebut penyelidik sejauh ini tidak menemukan kesalahan mekanis atau teknis pada pesawat Boeing 737-800 tersebut.
China Eastern Airlines 5735 sedang dalam perjalanan dari Kota Kunming ke Guangzhou ketika jatuh di pegunungan pada 21 Maret 2022 lalu.
Seluruh penumpang dan awak berjumlah 132 orang tewas.
"Pesawat itu melakukan apa yang diperintahkan oleh seseorang di kokpit," menurut Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan cerita tersebut, mengutip seseorang yang mengetahui penilaian awal pejabat AS tentang penyebab kecelakaan itu.
Baca juga: China Eastern Mulai Kembali Penerbangan Boeing 737-800 setelah Kecelakaan yang Tewaskan 132 Orang
Baca juga: Angkasa Pura I Layani 651.474 Penumpang Pesawat Pada Momen Libur Panjang 13-16 Mei 2022
Data dari black box atau kotak hitam menunjukkan bahwa input ke kontrol mendorong pesawat menukik hampir vertikal, kata laporan tersebut.
ABC News, yang mengutip sumber pejabat AS, juga melaporkan bahwa kecelakaan itu diyakini disebabkan oleh tindakan yang disengaja.
Sementara itu, Reuters, mengutip dua orang sumber yang diberi pengarahan atas penyelidikan, mengatakan bahwa penyelidik sedang memeriksa apakah pesawat jatuh karena tindakan kesengajaan di dek penerbangan.
Sebab, lapor Reuters, tidak ada bukti kerusakan teknis yang ditemukan.
Diketahui black box, perekam data penerbangan yang ditemukan di lokasi kecelakaan dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis, dikutip dari SCMP.
Para pejabat AS yang terlibat dalam penyelidikan tersebut telah memusatkan perhatian pada tindakan seorang pilot, meskipun ada kemungkinan orang lain di dalam pesawat itu bisa masuk ke kokpit dan menyebabkan kecelakaan, tulis WSJ, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
China Eastern Airlines sebelumnya mengatakan tiga pilot di pesawat memenuhi syarat dan dalam kondisi sehat.
Maskapai secara terpisah mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa tidak ada indikasi bahwa salah satu pilot berada dalam masalah keuangan.
China Eastern Airlines tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BBC.
Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), yang memimpin penyelidikan atas kecelakaan itu, juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Bulan lalu, CAAC mengatakan laporan bahwa pesawat itu mungkin sengaja jatuh dinilai "sangat menyesatkan publik" dan "mengganggu investigasi kecelakaan".
Media pemerintah China, Global Times pada Rabu melaporkan penyelidik masih dalam proses menganalisis data penerbangan dan puing-puing kecelakaan.
Kedutaan Besar China di Washington, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), dan pembuat pesawat Boeing menolak mengomentari laporan Wall Street Journal, karena pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Berdasarkan aturan tentang investigasi kecelakaan, hanya lembaga investigasi yang dapat mengomentari investigasi kecelakaan udara terbuka," kata juru bicara Boeing kepada BBC pada Rabu.
Pihak perusahaan sebelumnya mengatakan sedang membantu penyelidikan di China dan berkomunikasi dengan NTSB.
Maskapai penerbangan China umumnya memiliki catatan keselamatan yang baik.
Adapun kecelakaan besar terakhir terjadi 12 tahun lalu.
Pesawat China Eastern Airlines yang jatuh itu berusia kurang dari tujuh tahun.
Keluarga Menuntut Penjelasan
Seorang kerabat penumpang yang meninggal dalam penerbangan China Eastern Airlines 5735 pada 21 Maret menuntut agar maskapai menjelaskan jika terbukti bahwa data kotak hitam menunjukkan pesawat itu sengaja menukik.
The Wall Street Journal melaporkan pada Selasa, bahwa kontrol penerbangan Boeing 737-800 telah mendorong pesawat itu jatuh, mengutip orang-orang yang mengetahui penilaian awal pejabat AS tentang penyebab kecelakaan itu.
Baca juga: Lockdown Akibat Covid-19 Guncang Ekonomi China, Shanghai Targetkan Kembali Normal pada 1 Juni
Baca juga: Jokowi Izinkan Warga Copot Masker di Luar Ruangan, Naik Pesawat Tak Perlu Lagi Tes Covid-19
Seluruh 123 penumpang dan 9 awak pesawat tewas dalam penerbangan, setelah pesawat Boeing 737-800 itu menukik dari ketinggian 8.900 meter dan hancur menabrak bukit, menurut CAAC.
"Jika (laporan) itu benar, itu sangat mengerikan," kata seorang pria bermarga Ouyang, paman dari seorang mahasiswa berusia 18 tahun dari Guangzhou yang meninggal dalam penerbangan itu.
Dia berbicara tentang kecelakaan yang sensitif secara politik tanpa memberikan nama lengkap.
"China Eastern Airlines harus memberi kami penjelasan yang jelas," kata Ouyang, lapor SCMP.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)