Elite Ukraina Ingin Hapus Total Segala Pengaruh dan Simbol Rusia
Mikhail Podoliak, penasihat Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menginginkan semua kata dan yang berbau Rusia dihapuskan dari Ukraina.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan dugaan kejahatan terhadap warga sipil sangat memperumit dialog lebih lanjut.
Rusia membantah keras tuduhan itu, dan mengungkapkan operasi palsu oleh Ukraina guna memojokkan Rusia.
Moskow bersikeras peristiwa mengerikan di Bucha jadi panggung sandiwara oleh pasukan Ukraina untuk menjebak pasukan Rusia yang mundur.
Moskow juga mengklaim pejabat Ukraina sendiri telah menjauh dari beberapa poin penting yang disepakati di Istanbul.
Pada 12 April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembicaraan damai menemui jalan buntu, setelah Ukraina menolak mengakui Krimea bagian Rusia, dan Republik Donbass sebagai negara merdeka.
Pada awal Mei, surat kabar Ukraina, Ukrayinska Pravda, memuat laporan yang menunjukkan kunjungan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ke Kiev pada 9 April.
Kunjungan Boris Johnson itu dianggap memberi energi baru kepemimpinan Ukraina dan meyakinkan mereka meninggalkan resolusi damai konflik Rusia-Ukraina.
Menurut outlet tersebut, mengutip pejabat yang dekat dengan Zelensky, Johnson menjelaskan barat menentang Ukraina menandatangani segala jenis perjanjian dengan Rusia.
Pada Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengindikasikan Rusia siap untuk memulai kembali pembicaraan.
Selain motif politik dan geopolitik, konflik Rusia-Ukraina dipertajam oleh meningkatnya kebencian bersifat rasial dari pihak nasionalis Ukraina.
Jejak kebencian itu bisa dilihat dari berbagai pernyataan dan bukti tak terbantahkan para tokoh Batalyon Azov yang neo-Nazi.
Kelompok bersenjata ultra nasionalis itu telah diintegrasikan ke Garda Nasional Ukraina pascaperistiwa Maidan 2014.
Maksim Zhorin, seorang perwira militer Ukraina yang pernah memimpin resimen neo-Nazi Azov menyombongkan diri di media sosial atas foto-foto anggota partai oposisi Ukraina yang ditemukan tewas.
Para aktivis oposisi "menghilang" dari kota Severodonetsk yang dikuasai Ukraina pada awal Maret. Mereka akhirnya ditemukan dan diduga kuat dieksekusi di luar hukum.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.