Ajudan Putin Sebut Barat Ingin Memperbudak Ukraina secara Finansial
Ajudan atau pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Medinsky, menyebut Barat ingin memperbudak Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Kami, di pihak kami, siap untuk melanjutkan dialog. Tetapi saya ingin menekankan bahwa bola pembicaraan damai lebih lanjut ada di pengadilan Ukraina. Pembekuan pembicaraan adalah inisiatif sepenuhnya Ukraina," katanya dalam wawancara, lapor TASS.
Menurutnya, Moskow tidak pernah menolak pembicaraan damai termasuk di tingkat atas.
Ia mengatakan, Presiden Putin sudah berulang kali menegaskan hal tersebut.
"Masalahnya adalah persiapan serius diperlukan untuk pertemuan tingkat atas, pertemuan antara presiden," kata Medinsky, menambahkan bahwa dokumen harus dirancang untuk pertemuan semacam itu.
"Kepala negara harus bertemu untuk mencapai kesepakatan akhir dan menandatangani dokumen, tetapi tidak untuk mengambil foto," jelasnya.
Menurut Medinsky, sebulan yang lalu pihak Rusia merujuk kepada pihak Ukraina sebuah rancangan perjanjian dan sejumlah posisi utamanya telah disepakati.
Namun menurutnya, Kyiv tidak memiliki niat untuk melanjutkan dialog tersebut.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan perang hanya bisa diselesaikan melalui diplomasi.
Baca juga: Pengakuan Tentara Rusia yang Terpaksa Ikuti Perintah Putin: Saya Tidak Ingin Jadi Bagian dari Perang
Baca juga: Dapat Harga Murah, China Tambah Impor Minyak dari Rusia
"Akhirnya akan melalui diplomasi," katanya kepada saluran televisi Ukraina.
Perang "akan berdarah, akan ada pertempuran tetapi hanya akan berakhir secara definitif melalui diplomasi."
Negosiasi antara Kiev dan Moskow terhenti, dengan kedua negara saling menyalahkan.
Masalah utama yang menghambat pembicaraan adalah apakah Rusia harus mempertahankan wilayah yang telah direbutnya dalam perang, atau menarik kembali ke perbatasannya yang diakui secara internasional.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)