Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ajudan Putin Sebut Barat Ingin Memperbudak Ukraina secara Finansial

Ajudan atau pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Medinsky, menyebut Barat ingin memperbudak Ukraina.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Ajudan Putin Sebut Barat Ingin Memperbudak Ukraina secara Finansial
AFP
Wartawan dan penduduk setempat melihat monumen Soviet untuk persahabatan Ukraina-Rusia yang dibongkar oleh pekerja di Kyiv pada 26 April 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Pihak berwenang di Kyiv pada 26 April 2022 mulai menghancurkan sebuah monumen yang melambangkan hubungan bersejarah antara bekas Soviet Ukraina dan Rusia, koresponden AFP melaporkan, lebih dari dua bulan setelah pasukan Moskow menginvasi Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Ajudan atau pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin, Vladimir Medinsky, menyebut Barat ingin memperbudak Ukraina.

Medinsky, pada Minggu (22/5/2022) mengatakan Barat sedang berusaha mengikat Ukraina dengan kewajiban keuangan dan politik, sehingga generasi masa depan Ukraina harus membayarnya.

"(Barat sedang berusaha untuk) memperbudak Ukraina, untuk mengikatnya dengan kewajiban keuangan dan politik, yang sayangnya, akan mengubah Ukraina menjadi koloni," katanya dalam wawancara dengan saluran televisi ONT Belarus.

Ia sempat menyinggung negara Afrika yang menerima bantuan AS dan Inggris.

Baca juga: Gus Muhaimin: Perang Rusia-Ukraina Ancaman Serius Perekonomian Indonesia

Baca juga: Rusia Larang 963 Orang Amerika Masuk Negaranya, Ada Biden hingga Mark Zuckerberg, Donald Trump Boleh

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kiri, menyambut Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Kyiv, Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kiri, menyambut Perdana Menteri Inggris Boris Johnson di Kyiv, Ukraina. ((Kantor Pers Kepresidenan Ukraina/ Tangkap layar Via CNN))

"Saya tidak bermaksud menyakiti salah satu negara Afrika tetapi nasib seperti itu selalu menyedihkan - nasib mereka yang mengambil bantuan seperti itu dari Inggris dan Amerika," kata Medinsky, dikutip dari TASS

"Mereka harus berpikir dua kali tentang itu," tambahnya memperingatkan.

Menurut dia, pihak berwenang Ukraina mengerti itu dengan sangat baik.

BERITA REKOMENDASI

"Mereka bukan orang bodoh, mereka memahaminya dengan baik. Mereka hanya berharap bukan mereka, tetapi generasi mendatang yang harus membayar harganya," katanya.

Medinsky menilai, bantuan Barat ke Ukraina merupakan usaha untuk menyakiti lawannya yakni Rusia.

"Tentu saja, ini bukan hanya tentang menyakiti Rusia. Ini tentang membuat Rusia hancur berkeping-keping."

"Mereka bukan yang pertama memikirkannya," ujar Medinsky.

"Tidak ada yang berhasil," pungkasnya.

Rusia Siap Negosiasi

Ajudan Putin, Vladimir Medinsky, dalam kesempatan itu juga menyampaikan bahwa Rusia siap melanjutkan pembicaraan dengan Ukraina.

"Kami, di pihak kami, siap untuk melanjutkan dialog. Tetapi saya ingin menekankan bahwa bola pembicaraan damai lebih lanjut ada di pengadilan Ukraina. Pembekuan pembicaraan adalah inisiatif sepenuhnya Ukraina," katanya dalam wawancara, lapor TASS.

Menurutnya, Moskow tidak pernah menolak pembicaraan damai termasuk di tingkat atas.

Ia mengatakan, Presiden Putin sudah berulang kali menegaskan hal tersebut.

"Masalahnya adalah persiapan serius diperlukan untuk pertemuan tingkat atas, pertemuan antara presiden," kata Medinsky, menambahkan bahwa dokumen harus dirancang untuk pertemuan semacam itu.

"Kepala negara harus bertemu untuk mencapai kesepakatan akhir dan menandatangani dokumen, tetapi tidak untuk mengambil foto," jelasnya.

Menurut Medinsky, sebulan yang lalu pihak Rusia merujuk kepada pihak Ukraina sebuah rancangan perjanjian dan sejumlah posisi utamanya telah disepakati.

Namun menurutnya, Kyiv tidak memiliki niat untuk melanjutkan dialog tersebut.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan perang hanya bisa diselesaikan melalui diplomasi.

Delegasi Rusia di Gomel, Belarus menunggu kedatangan delegasi Ukraina. Mereka adalah ketua delegasi Rusia Vladimir Medinsky, Wakil Menteri Luar Negeri Andrei Rudenko, Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin dan Duta Besar Rusia untuk Belarus Boris Gryzlov.
Delegasi Rusia di Gomel, Belarus menunggu kedatangan delegasi Ukraina. Mereka adalah ketua delegasi Rusia Vladimir Medinsky, Wakil Menteri Luar Negeri Andrei Rudenko, Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin dan Duta Besar Rusia untuk Belarus Boris Gryzlov. (Sumber: RIA Novosti/Alexander Kryazhev)

Baca juga: Pengakuan Tentara Rusia yang Terpaksa Ikuti Perintah Putin: Saya Tidak Ingin Jadi Bagian dari Perang

Baca juga: Dapat Harga Murah, China Tambah Impor Minyak dari Rusia

"Akhirnya akan melalui diplomasi," katanya kepada saluran televisi Ukraina.

Perang "akan berdarah, akan ada pertempuran tetapi hanya akan berakhir secara definitif melalui diplomasi."

Negosiasi antara Kiev dan Moskow terhenti, dengan kedua negara saling menyalahkan.

Masalah utama yang menghambat pembicaraan adalah apakah Rusia harus mempertahankan wilayah yang telah direbutnya dalam perang, atau menarik kembali ke perbatasannya yang diakui secara internasional.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas