Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Denmark Ternyata yang Pasok Harpoon ke Ukraina, Rudal Penghancur Kapal Laut

Selain rudal dari Denmark, Ceko menjanjikan pengiriman helikopter serang, tank, dan beberapa sistem peluncur roket (MLRS).

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Denmark Ternyata yang Pasok Harpoon ke Ukraina, Rudal Penghancur Kapal Laut
WIKIMEDIA/US NAVY PHOTO by LT.Bryce Hadley
USS Coronado meluncurkan rudal Harpoon Block 1C selama latihan tempur Rim of the Pacific Exercise (RIMPAC) 2016 di Laut Pasifik 21 Juli 2016. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Teka-teki pengiriman rudal antikapal ke Ukraina untuk menghancurkan kapal perang Rusia akhirnya terjawab.

Denmark sebagai anggota NATO akan mengirimkan rudal dan peluncur anti-kapal Harpoon tersebut. Informasi disampaikan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Washington, Senin (23/5/2022).

Semula Ukraina menyebut AS yang akan membantu pengiriman sisteem rudal antikapal tersebut. Namun klaim itu dibantah juru bicara Pentagon, John Kirby.

Austin menjelaskan, rudal Harpoon akan dipakai untuk mempertahankan garis pantai Ukraina.

Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengemukakan itu setelah pertemuan virtual Grup Kontak Pertahanan Ukraina.

Panel, terdiri 47 negara yang bersedia memasok senjata ke Kiev, mengadakan pertemuan yang disebut sangat konstruktif dan mendapatkan pengertian yang lebih tajam tentang kebutuhan Ukraina.

Proposal Ukraina disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina,, Alexey Reznikov, dan pejabat Kiev lainnya.

BERITA TERKAIT

Selain rudal dari Denmark, Ceko menjanjikan pengiriman helikopter serang, tank, dan beberapa sistem peluncur roket (MLRS).

Kiev menurut Austrin, telah meminta pasokan baru senjata artileri jarak jauh, tank dan kendaraan lapis baja, serta drone.

Boeing A/U/RGM-84 Harpoon adalah rudal anti-kapal standar Angkatan Laut AS, dengan perkiraan jangkauan sekitar 300 kilometer.

Ia memiliki panduan radar aktif dan meluncur ke permukaan hingga mencapai target, di mana ia dapat melakukan manuver pop-up dan menyerang dari atas.

Rudal Harpoon biasanya diluncurkan dari kapal atau pesawat serang. Tapi peluncuran juga dapat dilakukan dari kendaraan di darat, yang tampaknya menjadi tujuan Denmark.

Secara umum, rudal Harpoon masuk kategori rudal anti-kapal segala cuaca, yang mula-mula dikembangkan dan diproduksi McDonnell Douglas (sekarang Boeing Defense, Space & Security).

Jenisnya antara lain AGM-84E Standoff Land Attack Missile (SLAM) dan kemudian AGM-84H/K SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile - Expanded Response) yang merupakan varian rudal jelajah.

Harpoon biasa menggunakan radar homing aktif dan terbang tepat di atas air untuk menghindari sistem penjejak dan pertahanan udara lawan.

Varian produk Harpoon antara lain jenis yang bersayap tetap diluncurkan dari pesawat terbang (AGM-84, tanpa pendorong roket berbahan bakar padat).

Kemudian rudal kapal permukaan (RGM-84, dilengkapi pendorong roket berbahan bakar padat yang terlepas saat dikeluarkan, untuk memungkinkan turbojet utama rudal mempertahankan penerbangan.

Varian kapal selam (UGM-84, dilengkapi pendorong roket berbahan bakar padat dan dikemas dalam wadah untuk memungkinkan peluncuran di bawah air melalui tabung torpedo.

USS Coronado meluncurkan rudal Harpoon Block 1C selama latihan tempur Rim of the Pacific Exercise (RIMPAC) 2016 di Laut Pasifik 21 Juli 2016.
USS Coronado meluncurkan rudal Harpoon Block 1C selama latihan tempur Rim of the Pacific Exercise (RIMPAC) 2016 di Laut Pasifik 21 Juli 2016. (WIKIMEDIA/US NAVY PHOTO by LT.Bryce Hadley)

Sejarah Produksi Rudal Harpoon

Riwayat produksi rudal ini dimulai 1965 saat Angkatan Laut AS memulai studi rudal di kelas jangkauan 45 kilometer (24 nmi) untuk digunakan melawan kapal selam permukaan.

Nama Harpoon disematkan sebagai nama proyek tersebut. Tenggelamnya kapal perusak Israel Eilat pada 1967 oleh rudal anti-kapal Styx buatan Soviet mengejutkan perwira senior AL AS.

Mereka sampai saat itu tidak memperhitungkan ancaman yang ditimbulkan rudal anti-kapal. Pada 1970 proyek Harpoon dipercepat.

Rudal Harpoon pertama kali dioperasikan pada 1977. Hingga 2004, Boeing telah mengirimkan 7.000 unit sistem rudal antikapal Harpoon.

Pada perkembangannya, rudal Harpoon bisa dibawa pesawat, termasuk P-3 Orion, P-8 Poseidon, AV-8B Harrier II, F/A-18 Hornet dan Pembom B-52H.

Pengguna di luar AS termasuk India, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan sebagian besar negara NATO.

Angkatan Udara Australia dapat menembakkan rudal seri AGM-84 dari F/A-18F Super Hornet. Pesawat AP-3C Orion, dan P-8 Poseidon, dan sebelumnya dari F-111C/Gs dan F/A-18A/B Hornet yang sudah pensiun.

Angkatan Laut Australia mengerahkan Harpoon pada kombatan permukaan utama dan di kapal selam kelas Collins.

Angkatan Udara Spanyol dan Angkatan Laut Chili juga merupakan pelanggan AGM-84D, dan mereka menempatkan rudal di kapal, dan pesawat F/A-18, F-16, dan P-3 Orion.

Angkatan Laut Kanada memiliki rudal Harpoon Block II pada fregat kelas Halifax-nya.  Angkatan Udara Republik Singapura mengoperasikan lima Fokker 50 Maritime Patrol Aircraft (MPA) dilengkapi system rudal Harpoon.

Angkatan Laut Pakistan memasang rudal Harpoon pada fregatnya dan P-3C Orion. Angkatan Laut Turki menempatkannya di kapal perang dan kapal selam Tipe 209.

Sedikitnya 339 rudal Harpoon dijual ke Angkatan Udara Republik China (Taiwan) untuk armada F-16 A/B Blok 20 dan AL Taiwan, mengoperasikan empat kapal perusak dan 8 fregat berpeluru kendali Harpoon.

Rencana AS Diungkap Media

Pekan lalu, Reuters melaporkan Pentagon sedang mempertimbangkan mengirim rudal Harpoon ke Ukraina, atau Naval Strike Missiles (NSM), secara langsung atau melalui sekutu Eropa.

Badan tersebut mengutip tiga pejabat AS dan dua sumber kongres, yang semuanya meminta anonim.

Mereka menyatakan harapan begitu negara pertama berkomitmen mengirim rudal Harpoon, negara lain akan mengikuti.

Menurut Reuters, NSM dianggap tidak terlalu sulit secara logistik karena negara-negara NATO dapat mengirimkan peluncurnya ke Ukraina.

Hanya butuh 14 hari untuk melatih operator cara menggunakannya, tetapi jarak jangkau rudal ini lebih pendek, sekira 250 kilometer.

Cerita tersebut menimbulkan beberapa kontroversi, bagaimanapun, ketika penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko mencjuit AS sedang mempersiapkan rencana menghancurkan Armada Laut Hitam Tusia.

Ditanya tentang hal ini, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan informasi itu pasti tidak benar.

Namun, dia tidak menyangkal AS sedang mempertimbangkan untuk mengirim rudal antikapal Harpoon ke Kiev.

Pada Senin, Austin mengkonfirmasi Laksamana John Kirby akan meninggalkan Pentagon dan pindah ke Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

AS baru saja memberikan tambahan bantuan militer senilai $40 miliar ke Kiev, termasuk pengiriman senjata.

Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran beberapa sekutu Eropa, Langkah tersebut dapat menarik NATO ke konfrontasi langsung melawan Rusia.

Kapal penjelajah rudal Rusia Moskva sebelum tenggelam
Kapal penjelajah rudal Rusia Moskva sebelum tenggelam (UA Weapons/Daily Mail)

Moskow telah berulang kali memperingatkan aliansi setiap pengiriman senjata dan pasokan ke Ukraina akan dianggap sebagai target militer yang sah.

Rusia telah melakukan serangan udara dan rudal jelajah terhadap fasilitas pasokan Ukraina.

Bulan lalu, Pentagon mengklaim telah memberikan informasi intelijen yang membantu Ukraina menenggelamkan kapal penjelajah Rusia Moskva.

Ini satu di antara kapal tempur utama Armada Laut Hitam Rusia. Menurut Kiev dan Washington, Ukraina menembakkan dua rudal Neptunus yang menghantam kapal.

Angkatan Laut Rusia mengatakan Moskva tenggelam saat ditarik ke pelabuhan di lautan badai, setelah ledakan amunisi di lambung kapal menyebabkan kebakaran.(Tribunnews.com/RussiaToday/Wikipedia/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas