AS Paksa Rusia Gagal Bayar Utang, Medvedev: Kami Mampu Bayar Pakai Mata Uang Apa Saja
Pejabat Washington meyakini langkah ini akan menyebabkan Moskow default teknis dari kewajiban utangnya.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah AS mencoba memaksa Rusia masuk fase teknis gagal bayar utang luar negeri.
Caranya, pemerintah AS mengakhiri pengabaian sanksi yang memungkinkan Rusia melakukan pembayaran utang negara kepada AS.
Pejabat Washington meyakini langkah ini akan menyebabkan Moskow default teknis dari kewajiban utangnya. AS ingin merusak reputasi Rusia di pasar keuangan internasional.
Pencabutan pengabaian sanksi akan berlaku Rabu (25/5/2022) pukul 12.01 waktu Washington. Keringanan sanksi itu tidak akan diperpanjang berdasar pengumuman Departemen Keuangan AS.
Pekan lalu langkah ini secara luas diberitakan media arus utama AS dan telah dikonfirmasi Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.
Default Politik Bukan Finansial
Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, Dmitri Medvedev menegaskan, Rusia sangat mampu membayar semua utang luar negerinya.
“Rusia mampu membayar kembali kewajibannya dalam mata uang apa pun, selama tidak ada masalah buatan yang dibuat,” kata Medvedev.
Baca juga: Pemerintah Rusia Lakukan Pembayaran Utang Luar Negeri Lebih Awal, Cegah Default di Tengah Invasi
Baca juga: Menteri Ekonomi Arab Saudi Sebut Sanksi Ekonomi Barat ke Rusia Aksi Sepihak
Baca juga: Inilah Penjelasan Dmitri Trenin Mengapa AS dan Sekutunya Ingin Menghancurkan Rusia
Langkah AS memaksa gagal bayar teknis itu menurut Medvedev tidak akan memengaruhi reputasi keuangan nyata Rusia.
“Semua orang mengerti ini default politik, bukan finansial,” lanjut mantan Presiden Rusia ini.
Dmiitri Medvedev menegaskan, Rusia bersedia membayar utang dalam rubel, tetapi mungkin memilih tidak membayar sama sekali.
“Kita akan menggunakan uang yang tidak terpakai untuk tujuan-tujuan yang tidak akan disukai oleh orang-orang Amerika yang pikun itu," kecam Medvedev.
Washington telah memblokir rekening Rusia sebagai buntut konflik Ukraina, tetapi mengeluarkan pembebasan utang.
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo berpendapat pembayaran semacam itu akan mengalihkan dana dari militer.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.