Alami Kerugian Besar karena Perang, Orang Terkaya Ukraina Bakal Gugat Rusia
Orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov berencana menggugat Rusia atas kerugian besar yang disebabkan oleh pemboman pabrik baja miliknya.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov mengatakan berencana menuntut Rusia atas kerugian yang disebabkan oleh pemboman pabrik baja miliknya di kota Mariupol.
Dia menyebutkan mengalami kerugian sebesar US$17 miliar hingga US$20 miliar.
Akhmetov merupakan produsen baja terbesar Ukraina Metinvest.
Pabrik baja Azovstal mengalami kerusakan parah akibat pemboman dan penembakan Rusia setelah pabrik yang luas itu menjadi benteng pertahanan terakhir di kota pelabuhan selatan.
Pabrik Baja dan Besi Illich, yang juga dimiliki oleh Rinat Akhmetov, juga rusak parah selama penembakan Rusia di Mariupol.
"Kami pasti akan menuntut Rusia dan menuntut kompensasi yang layak untuk semua kerugian dan bisnis yang hilang," kata Akhmetov, sebagaimana dikutip dari CNA.
Baca juga: Rusia Disebut Hanya Memiliki Waktu Hingga 9 Bulan untuk Memenangkan Perang di Ukraina
Baca juga: Rusia Uji Coba Proyek Rubel Digital Pada April 2023 Mendatang
Rinat pun mengungkap soal berapa banyak uang yang hilang Metinvest karena kerusakan Azovstal dan Illich.
"Biaya penggantian ... karena agresi Rusia adalah dari US$17 hingga US$20 miliar. Jumlah akhir akan ditentukan dalam gugatan terhadap Rusia," kata dia.
Miliarder Akhmetov telah melihat kerajaan bisnisnya hancur sebelum perang oleh delapan tahun pertempuran di timur Ukraina setelah separatis pro-Rusia mengambil alih petak-petak wilayah di sana.
Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, Metinvest telah mengumumkan tidak dapat memberikan kontrak pasokannya.
Sementara Grup SCM keuangan dan industri Akhmetov melayani kewajiban utangnya, produsen listrik swastanya DTEK telah merestrukturisasi portofolio utangnya, katanya.
Akhmetov mengatakan dia tetap di Ukraina sejak perang dengan Rusia dimulai.
"Kami percaya pada negara kami dan percaya pada kemenangan kami," tambahnya.
Rusia Kirim Mata-mata ke Ukraina
Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Oleksii Danilov mengatakan, saat ini Rusia mengubah taktik dan rencana perangnya.
Menurut Danilov, Rusia sengaja ingin mengacaukan situasi di Ukraina dengan mengirim mata-matanya untuk menyamar menjadi tentara Ukraina.
Hal ini disampaikan Danilov dalam wawancaranya dengan media Ukrainska Pravda pada Kamis (26/5/2022).
"Rencana Rusia tidak berubah untuk menghancurkan kita sebagai sebuah negara, untuk menghancurkan populasi kita."
"Destabilisasi internal Ukraina melalui mata-mata Rusia adalah masalah nomor satu bagi Rusia."
Baca juga: Israel Tolak Permintaan Jerman Kirim Rudal ke Ukraina, Takut Senjata Buatannya Bunuh Tentara Rusia
Baca juga: Anjing Milik Warga Ukraina Kerap Temukan Jenazah Tentara Rusia Korban Perang yang Dikubur Seadanya
"Sekarang, ada operasi yang sementara disebut "Bunglon", yang melibatkan mata-mata Rusia yang menyamar sebagai patriot nasional," kata Danilov.
Mengenai situasi perang saat ini, Danilov menuturkan Rusia masih memiliki banyak senjata.
Untuk itu, ia mengatakan pertarungan dalam beberapa minggu kedepan akan sangat sulit.
Terlebih, Rusia juga telah mengubah taktiknya dengan memusatkan pasukannya menyerang wilayah oblast Donetsk dan Luhansk.
Hal itu dilakukan untuk melancarkan mencapai perbatasan wilayah administratif mereka.
Danilov juga mendesak orang-orang untuk tidak meremehkan kekuatan Rusia.
Jika Ukraina ingin memiliki jaminan keamanan, maka menurut dia, aturannya harus jelas bagi semua.
Danilov juga percaya, Rusia bisa saja mengubah rencana perangnya.
Menurutnya, akan ada rencana-rencana lain yang bisa terjadi di kemudian hari.
(Tribunnews.com/Yurika/Maliana)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.