Jalur Penarikan Pasukan Ukraina Semakin Menyempit, Evakuasi Warga Severodonetsk Ditunda
Seorang pejabat Ukraina di wilayah Luhansk mengakui sebagian besar pemukiman pedesaan di sekitar kota Severodonetsk jatuh ke tangan Rusia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Pihak Ukraina telah mengakui bahwa menjadi lebih sulit untuk menggunakan jalan raya utama dari Bakhmut karena penembakan yang terus-menerus, dan bahwa mereka menggunakan cara lain untuk mencapai kota-kota di garis depan.
Baca juga: HOAKS Kabar Jenderal AS Ditangkap Pasukan Rusia di Ukraina, Eric Olson Bantah Klaim Tersebut
Pejabat pro-Rusia mengatakan operasi di Severodonetsk "tidak secepat yang kami inginkan"
Sementara itu, masih mengutip laporkan CNN, Pemimpin Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang dideklarasikan sendiri, Leonid Pasechnik, mengatakan bahwa operasi Rusia untuk merebut kota Severodonetsk "tidak berjalan secepat yang kita inginkan."
Dilansir TASS, Pasechnik mengatakan "pembebasan kota diperumit oleh pertahanan mendalam Angkatan Bersenjata Ukraina."
Dia mengatakan sepertiga dari kota itu sekarang berada di bawah kendali pasukan Rusia dan LPR.
"Pertama-tama, kami ingin melestarikan infrastruktur kota sebanyak mungkin," kata Pasechnik - meskipun pemboman Rusia atas Severodonetsk telah bertanggung jawab atas sebagian besar kehancuran.
Pasechnik menuduh bahwa tujuan pihak Ukraina "berlawanan, jadi taktik mereka bersembunyi di belakang penduduk sipil telah digunakan secara aktif di Severodonetsk sejak awal operasi militer."
Kedua belah pihak melaporkan pertempuran sengit di kota itu sendiri, dengan beberapa pejabat Ukraina membenarkan bahwa sebagian darinya berada di bawah kendali Rusia.
Baca juga: Cek Fakta AFP, Jenderal Eric Olson Bantah Tertangkap di Ukraina
Baca juga: Pasokan Pupuk Indonesia Kena Imbas Konflik Rusia-Ukraina yang Makin Panas
Dihancurkan blok demi blok
"Kota ini pada dasarnya dihancurkan dengan kejam, blok demi blok," kata Wali Kota Oleksandr Striuk pada Ap News, dilansir Al Jazeera, Selasa (31/5/2022).
Dia menuturkan pertempuran berlangsung sengit di jalan terus berlanjut dan pemboman artileri mengancam kehidupan sekitar 13.000 warga sipil yang masih berlindung di Severodonetsk.
Kota tersebut dulu merupakan rumah bagi lebih dari 100.000 orang.
"Tidak mungkin untuk melacak korban sipil di tengah penembakan sepanjang waktu," kata Wali Kota.
Dia percaya bahwa lebih dari 1.500 penduduk telah meninggal karena berbagai sebab sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)