Dubes Rusia untuk Amerika Mengaku Diminta Mengkritik Pemerintahan Putin
Dubes Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, mengaku menerima pesan yang memintanya membuat pernyataan menentang pemerintah Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, mengaku menerima pesan yang memintanya membuat pernyataan menentang pemerintah Rusia.
"Baru-baru ini saya menerima surat, dengan seruan untuk mengecam tanah air saya dan mengutuk tindakan Presiden Rusia."
"Dan saya direkomendasikan untuk melakukan penyelidikan ke kantor Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman jika saya siap menerima proposal," katanya kepada acara Bolshaya Igra di Channel One Rusia pada Selasa (7/6/2022), dikutip dari TASS.
Antonov menambahkan, bahwa Kedutaan Rusia telah menuntut penjelasan dari Departemen Luar Negeri AS atas masalah ini.
Baca juga: Duta Besar AS untuk Moskow: Rusia Seharusnya Tidak Tutup Kedutaan Amerika
Baca juga: Rusia Dituduh Tahan 600 Orang di ‘Ruang Penyiksaan’ Bawah Tanah Termasuk Wartawan, Ini Perlakuannya
"Saya tidak berpikir bahwa duta besar AS atau diplomat AS di Moskow menerima surat semacam ini, yang menurut saya provokatif," katanya.
"Ketika saya melihat publikasi media AS menyerukan prajurit dan diplomat Rusia untuk mengkhianati tanah air mereka, saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan penolakan saya terhadap langkah tersebut," tambahnya.
Menurut diplomat itu, beberapa orang terlihat membagikan kartu dengan nomor telepon di luar Kedutaan Rusia dan mengundang stafnya untuk "berkomunikasi dengan agen FBI."
Namun duta besar Moskow ini mengaku tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah orang-orang itu memang agen khusus atau hanya sekadar pencela.
Dalam wawancaran itu, Antonov juga menyinggung soal dialog stabilitas strategis antara AS dan Moskow.
Ia mengatakan, pihak AS telah membekukan dialog itu untuk waktu yang tidak ditentukan dan tidak lagi menganggapnya sebagai prioritas di tengah konflik Ukraina.
"Pada 25 Februari, atas inisiatif Washington, dialog strategis dibekukan untuk waktu yang tidak ditentukan. Kami diberitahu bahwa pemerintah (AS) tidak melihat pengendalian senjata sebagai prioritasnya di tengah operasi militer khusus Rusia," katanya, dikutip dari media Rusia, TASS.
Duta Besar Rusia ini menyebut, Moskow siap untuk dialog serius dan profesional tentang masalah ini dengan pihak AS.
Kendati demikian, pihaknya juga tidak akan mendesak dimulainya kembali dialog tersebut.
"Kami, pihak Rusia, siap untuk melakukan pembicaraan serius dan profesional dengan Amerika tentang masalah ini, karena ini adalah kepentingan kami, dan saya yakin itu juga untuk kepentingan AS dan komunitas internasional juga. Tapi, yang penting, kami tidak akan mengejar Amerika," kata Antonov.
Update Perang Rusia-Ukraina
Perang antara Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke 105, per-Rabu (8/6/2022).
Rusia pada Selasa lalu mengklaim telah menguasai wilayah Luhansk, di Donbas, Ukraina timur.
Berikut peristiwa terkini invasi Rusia, dilansir Guardian:
- Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan Severodonetsk, kota penting di wilayah Luhansk berada di bawah kendali Rusia.
Di sisi lain, pejabat regional mengaku pasukan Ukraina kesulitan mencegah serangan Rusia di pusat Severodonetsk, tetapi Moskow tidak mengendalikan kota timur itu.
- 800 warga sipil telah mengungsi di sebuah pabrik kimia di Severodonetsk.
- Lebih dari 1.000 tentara Ukraina yang menyerah di kota pelabuhan selatan Mariupol telah dipindahkan ke Rusia, lapor kantor berita milik negara Rusia, TASS.
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa kebuntuan dengan Rusia bukanlah pilihan.
"Kemenangan harus dicapai di medan perang," katanya dalam sebuah wawancara dengan Financial Times pada Selasa.
- Pejuang proksi Rusia di Ukraina timur mengatakan mereka membuka persidangan terhadap dua warga Inggris, Aiden Aslin dan Shaun Pinner, yang ditangkap saat bertempur bersama tentara Ukraina di Mariupol.
- Wakil menteri pertama kebijakan agraria dan pangan Ukraina, Taras Vysotskyi, mengatakan akan membutuhkan waktu enam bulan untuk membersihkan pantai dari ranjau Rusia dan Ukraina.
- Uni Eropa dinilai perlu membangun gudang dan memperluas rel kereta api melintasi perbatasan Ukraina untuk membantu Kyiv mengimpor gandum secara global.
Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Merebut Severodonetsk, Kota Penting di Donbas Ukraina Timur
Baca juga: PBB Nyatakan Tak Punya Bukti Rusia Curi Gandum Ukraina
- Bank Dunia telah menyetujui $1,49 miliar pembiayaan tambahan untuk Ukraina untuk membantu membayar upah bagi pemerintah dan pekerja sosial.
- Rusia meningkatkan ekspor minyak dari pelabuhan timur utama Kozmino, untuk mengimbangi dampak sanksi UE dengan melonjaknya permintaan dari pembeli Asia.
- Mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan dia mencoba untuk mencegah situasi di Ukraina dan tidak menyesali keputusannya terkait Rusia selama menjabat.
- Kepala rabi Moskow dilaporkan telah melarikan diri dari Rusia, setelah mendapat tekanan untuk mendukung invasi Vladimir Putin ke Ukraina.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)