UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-105, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Berikut ini Tribunnews.com rangkum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-105 dikutip The Guardian.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-105, Rabu (8/6/2022).
Berikut ini Tribunnews.com rangkum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-105 dikutip The Guardian.
Kesulitan yang dihadapi pasukan Ukraina
Pasukan Ukraina mengalami kesulitan untuk mencegah serangan Rusia di pusat Sievierodonestk tetapi Moskow tidak mengendalikan kota timur, kata pejabat regional.
Serhiy Haidai, gubernur wilayah sekitar Luhansk, mengakui bahwa pasukan Rusia mengendalikan pinggiran industri kota.
Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Merebut Severodonetsk, Kota Penting di Donbas Ukraina Timur
Baca juga: PBB Nyatakan Tak Punya Bukti Rusia Curi Gandum Ukraina
Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan kerusakan signifikan di Sievierodonetsk dan Rubizhne di dekatnya.
Pasukan Rusia telah merebut tempat tinggal di kota utama di timur dan berjuang untuk menguasai zona industri di pinggirannya dan kota-kota terdekat, kata menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Ratusan warga sipil mengungsi di pabrik kimia
Sekitar 800 warga sipil telah mengungsi di sebuah pabrik kimia di Sievierodonetsk, menurut seorang pengacara untuk Dmytro Firtash, yang perusahaannya memiliki fasilitas tersebut.
"800 warga sipil ini termasuk sekitar 200 dari 3.000 karyawan pabrik dan sekitar 600 penduduk kota Sievierodonetsk," Lanny Davis, seorang pengacara AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web perusahaan.
Tentara Ukraian di Mariupol dipindahkan
Lebih dari 1.000 tentara Ukraina yang menyerah di kota pelabuhan selatan Mariupol telah dipindahkan ke Rusia, menurut kantor berita milik negara Rusia, Tass.
"Lebih banyak tahanan perang Ukraina akan dibawa ke Rusia nanti”, kata sumber tersebut mengutip sumber penegak hukum Rusia.
Beberapa warga yang berhasil melarikan diri mengatakan bahwa mereka tidak diberi pilihan selain melakukan perjalanan ke Rusia dalam apa yang dianggap Kyiv sebagai "deportasi", Agence France-Presse melaporkan.