Intelijen Ukraina: Jika Rusia Kuasai Donbas, Mereka Bisa Serang Wilayah Lain hingga Seluruh Ukraina
Vadym Skibitsky, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, mengungkap mengenai kondisi tiga garis depan dalam perang melawan Rusia.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah

TRIBUNNEWS.COM - Vadym Skibitsky, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, mengungkap mengenai kondisi tiga garis depan dalam perang melawan Rusia.
Skibitsky mengatakan sebagian besar pasukan Rusia sekarang terkonsentrasi di wilayah Donbas dan berusaha menduduki perbatasan administratif republik Donetsk dan Luhansk.
Di daerah tersebut terjadi pertempuran artileri yang paling berat.
Sementara di timur laut Ukraina, sekitar Kharkiv, dia mengatakan pasukan Rusia fokus pada pertahanan setelah serangan balasan Ukraina mendorong mereka keluar dari beberapa kota dan desa di wilayah itu pada Mei 2022.
“Ancaman terhadap Kharkiv telah berkurang,” kata Skibitsky, diktip Tribunnews dari The Guardian.
Baca juga: Militer Ukraina Hampir Kehabisan Amunisi dalam Perang Lawan Rusia, Satu Hari Pakai 6.000 Peluru
Terakhir, di Zaporizhzhia dan Kherson, dua wilayah selatan Ukraina yang hampir seluruhnya diduduki Rusia, pasukan Rusia menggali untuk jangka panjang, kata Skibitsky.
Menurutnya, mereka membangun lini pertahanan ganda.

“Sekarang akan lebih sulit untuk mendapatkan kembali wilayah itu, Dan itulah mengapa kita membutuhkan senjata,” kata Skibitsky.
“Jika mereka berhasil di Donbas, mereka dapat menggunakan wilayah ini untuk melancarkan serangan lain ke Odesa, Zaporizhzhia, Dnipro,” kata Skibitsky.
“Tujuan mereka adalah seluruh Ukraina dan banyak lagi.”
Intelijen militer Ukraina percaya bahwa Rusia dapat melanjutkan pada tingkat saat ini tanpa memproduksi lebih banyak senjata atau memobilisasi penduduk untuk satu tahun lagi.
Skibitsky tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Rusia akan membekukan perang untuk jangka waktu tertentu untuk meyakinkan barat agar mencabut sanksi.
“Tapi kemudian mereka akan memulainya lagi, (bisa saja terjadi) delapan tahun terakhir,” tambahnya.
Zelensky: Pertempuran di Sievierodonetsk Sangat Sengit, Mungkin yang Paling Sulit Sepanjang Perang
