China Dukung Pembicaraan Damai Rusia dengan Ukraina dan Menentang Sanksi terhadap Moskow
Penasihat Negara dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan Beijing mendukung pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Penasihat Negara dan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan Beijing sedih dengan peristiwa di Ukraina.
Fenghe mengaku mendukung pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv.
Dilansir Al Jazeera, dia juga mengatakan China menentang penyediaan senjata Barat ke Ukraina serta sanksinya terhadap Rusia.
"Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling rugi? Dan siapa yang paling banyak untung? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api?," katanya kepada forum keamanan Dialog Shangri-La di Singapura pada Shangri-La di Singapura, Minggu (12/6/2022).
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-109, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Ukraina Akan Gabung Uni Eropa, Segera Dapat Rekomendasi Status Kandidat
"Saya pikir kita semua tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini," jelasnya.
China berharap AS dan NATO bahas gencatan senjata secepatnya
Fenghe menuturkan pemerintah China pun berharap bahwa Amerika Serikat (AS) dan NATO akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk gencatan senjata secepatnya.
"China mendukung negosiasi antara Rusia dan Ukraina. Kami juga berharap AS dan NATO akan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk menciptakan kondisi bagi gencatan senjata secepatnya," katanya, dikutip TASS.
"Sehubungan dengan krisis Ukraina: China tidak pernah memberikan dukungan material kepada Rusia," katanya.
Baca juga: Uni Eropa Kemungkinan akan Kabulkan Status Kandidat Ukraina, Langkah Awal untuk Bergabung
Baca juga: POPULER Internasional: Kolera Mengancam Ukraina, Sumur Tercemar Mayat | Jika Rusia Kuasai Donbas
Tidak percaya sanksi dapat bantu selesaikan konflik
Fenghu menegaskan pemerintah China tidak tertarik pada konflik di Ukraina, tetapi, pada saat yang sama, tidak percaya bahwa sanksi dapat membantu menyelesaikan krisis.
"Konflik atau perang adalah hal terakhir yang ingin dilihat China di Ukraina," imbuhnya.
"Pada saat yang sama, kami tidak percaya bahwa tekanan atau sanksi maksimum dapat menyelesaikan masalah," ucapnya.
"Ini dapat menyebabkan lebih banyak ketegangan dan memperburuk masalah," kata pejabat itu dalam pidato yang disiarkan langsung di YouTube.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.