Media Suriah Konfirmasi Bandara Damaskus Rusak Parah setelah Serangan Israel
Media pemerintah Suriah mengkonfirmasi Bandara Internasional Damaskus mengalami kerusakan besar, termasuk landasan pacu, menysul serangan Israel.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Media pemerintah Suriah telah mengkonfirmasi Bandara Internasional Damaskus mengalami kerusakan besar – termasuk landasan pacu – menyusul serangan rudal Israel.
Dilansir Al Jazeera, Kementerian Transportasi Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (11/6/2022) bahwa landasan pacu tidak berfungsi di bandara ibukota.
Insiden ini menyusul serangan pada Jumat (10/6/2022), Kantor Berita Arab Suriah (SANA) yang dikelola pemerintah melaporkan.
“Penerbangan pendaratan dan keberangkatan ditangguhkan hari ini hingga pemberitahuan lebih lanjut sebagai akibat dari agresi Israel," lapo SANA, dikutip dari pernyataan Kementerian.
Baca juga: Pengantin ISIS Shamima Begum Takut Dieksekusi Jika Diadili di Suriah, Ingin Kembali ke Inggris
Baca juga: Allison Fluke-Ekren, Wanita AS yang Latih Para Wanita ISIS di Suriah
"Karena (serangan) menyebabkan kerusakan parah pada landasan udara di beberapa tempat dan lampu navigasi di samping kerusakan yang terjadi di lobi bandara,” imbuh pernyataan tersebut.
SANA melaporkan Kementerian mengumumkan bahwa penerbangan diharapkan dapat dilanjutkan segera setelah pekerjaan perbaikan selesai.
Sasaran rudal saat fajar
Bandara tersebut menjadi sasaran tembakan rudal dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel sekitar pukul 04:20 waktu setempat (01:20 GMT) pada Jumat, media pemerintah melaporkan.
Israel telah melakukan ratusan serangan udara terhadap tetangganya sejak perang pecah di Suriah pada 2011.
Serangan tersebut menargetkan pasukan pemerintah serta pasukan sekutu yang didukung Iran dan pejuang dari kelompok Syiah Lebanon Hizbullah.
Sementara Israel jarang mengomentari serangan individu, mereka mengakui melakukan ratusan serangan di Suriah yang dikatakan perlu untuk mencegah saingan regional Iran mendapatkan pijakan di depan pintunya.
Baca juga: Ini Dia Wanita AS Pentolan Batalyon Khusus ISIS di Raqqa Suriah
Baca juga: Laporan PBB Sebut Israel Dambakan Kontrol Penuh atas Tanah Palestina
Jarang sebabkan tingkat kerusakan parah
Dikutip France24, jarang ada serangan seperti itu yang menyebabkan gangguan penerbangan besar.
Pernyataan kementerian transportasi adalah yang pertama menggambarkan tingkat kerusakan dari serangan udara Jumat.
"Penerbangan sipil dan perusahaan nasional sedang bekerja ... untuk memperbaiki kerusakan yang cukup besar di bandara," kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa bangunan terminal juga terkena.
Kantor berita SANA mengatakan pemboman Israel juga melukai seorang warga sipil.
Baca juga: Jurnalis Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Hari Pertama Kerja
Baca juga: Pasukan Israel Bunuh 4 Warga Palestina di Tepi Barat, Daerah yang Dikuasai
Jubir Kemenlu Rusia: pelanggaran norma-norma internasional
Sekutu Suriah, Rusia, mengutuk keras "serangan provokatif Israel terhadap infrastruktur sipil penting".
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Rusia menyebut serangan semacam itu sebagai "pelanggaran norma-norma internasional yang sama sekali tidak dapat diterima".
Intervensi militer Rusia pada 2015 membantu mengubah perang demi Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Moskow terus mempertahankan pangkalan militer di negara itu.
Konflik lebih dari satu dekade di Suriah dimulai dengan penindasan brutal terhadap protes damai terhadap pemerintahan al-Assad yang kemudian meningkat, menarik kekuatan asing dan pejuang.
Hampir setengah juta orang telah tewas dan sekitar setengah dari populasi pra-perang negara itu terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad dan timpalannya dari Iran Hossein Amir-Abdollahian berbicara melalui telepon dan juga mengutuk serangan rudal tersebut, SANA melaporkan.
"Suriah akan mempertahankan diri dengan segala cara yang sah” terhadap serangan Israel, kata Mekdad.
Berita lain terkait dengan Serangan udara Israel
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)