Jokowi Dikabarkan akan Bertemu Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni, Apa yang Dibahas?
Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 30 Juni mendatang.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Tindakan ini menyusul invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai sejak Februari lalu.
Negara anggota G20 yang tergabung dalam G7, telah menjatuhkan sejumlah sanksi untuk mengisolasi Rusia dari sistem keuangan global.
Termasuk membekukan aset bank sentralnya dan mengecualikan beberapa pemberi pinjaman utama Rusia dari jaringan pembayaran internasional utama.
Di sisi lain, Brasil, China, India, dan Afrika Selatan, yang bersama dengan Rusia membentuk forum BRICS, mendukung partisipasi Moskow dalam pertemuan puncak G20.
Ambisi Putin
Menurut Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan AS, Colin Kahl, Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan masih ingin menguasai sebagian besar Ukraina.
"Saya masih berpikir dia memiliki desain di sebagian besar Ukraina, jika tidak seluruh negara. Yang mengatakan, saya tidak berpikir dia dapat mencapai tujuan itu," kata Kahl dalam forum yang diselenggarakan oleh Center for New American Security, Selasa (14/6/2022).
"Mereka mungkin membuat keuntungan taktis di sana-sini. Ukraina bertahan."
"Saya tidak berpikir Rusia memiliki kapasitas untuk mencapai tujuan muluk itu," imbuhnya.
Dilaporkan Reuters, Rusia meminta pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia di Kota Sievierodonetsk agar menyerah pada Rabu (15/6/2022) pagi waktu setempat.
Di sisi lain, Kyiv mendesak Barat untuk meningkatkan pasokan senjata canggih setelah Rusia mengerahkan sebagian besar artilerinya ke Donbas, Ukraina timur.
Ukraina mengatakan lebih dari 500 warga sipil terjebak bersama tentara di dalam pabrik kimia Azot.
Selama berminggu-minggu, pasukan Ukraina melawan pemboman dan serangan berat Rusia yang telah menghancurkan sebagian besar Sievierodonetsk.
"(Pejuang harus) menghentikan perlawanan mereka yang tidak masuk akal dan meletakkan senjata mulai pukul 8 pagi waktu Moskow (0500 GMT)," kata Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia kepada kantor berita Interfax.