POPULER Internasional: Kerugian Ukraina di Severodonetsk | 4 Insiden Bercanda soal Bom di Pesawat
Berita populer Internasional, di antaranya Presiden Ukraina menyebut pasukannya mengalami kerugian yang menyedihkan di wilayah Severodonetsk.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Selama lebih dari 3 bulan pertempuran antara Rusia dan Ukraina, pertarungan kini difokuskan di kota Severodonetsk.
Namun Presiden Ukraina menyebut pasukannya mengalami kerugian yang menyedihkan di wilayah tersebut.
Pentagon juga mengatakan tidak akan menekan Ukraina untuk berdiskusi soal gencatan senjata, meski kerugian besar dialami kedua belah pihak yang berperang.
Di sisi lain, 29 jurnalis Inggris dan figur penting lainnya dilarang masuk Moskow sebagai tanggapan atas sanksi barat.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Kerugian yang Menyakitkan di Severodonetsk and Kharkiv, Zelensky Kembali Memohon Bantuan Senjata
Ukraina kembali meminta senjata yang lebih kuat dari Barat di tengah "kerugian yang menyakitkan" di Severodonetsk dan wilayah Kharkiv.
Dilansir Evening Standard, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina mengalami kerugian yang menyakitkan dalam pertempuran di Ukraina timur.
Selama pidato malamnya, Selasa (14/6/2022), Zelensky juga mendesak Barat untuk mengirim lebih banyak senjata anti-rudal modern.
Ia menambahkan tidak ada pembenaran bagi negara-negara mitra untuk menunda pengiriman mereka.
Sementara itu, Rusia mengatakan akan memberi kesempatan kepada pasukan Ukraina yang bersembunyi di pabrik kimia Azot di Severodonetsk untuk menyerah pada hari Rabu.
Baca juga: Rusia Minta Pejuang Ukraina Menyerah di Severodonetsk: Hentikan Perlawanan Tak Masuk Akal
Baca juga: Palagan di Severodonetsk bak Neraka, Presiden Zelensky Akui Korban dari Ukraina Sangat Tinggi
Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan bahwa sekitar 500 warga sipil masih berada di pekarangan pabrik itu.
40 di antaranya adalah anak-anak.
Pasukan Ukraina masih bertahan di kota Severodonetsk yang terkepung, yang kini menjadi fokus penyerangan Rusia.
2. Pentagon: AS Tidak akan Menekan Ukraina untuk Merundingkan Gencatan Senjata
Pentagon menegaskan Amerika Serikat (AS) tidak akan menekan Ukraina untuk merundingkan gencatan senjata, walaupun Rusia membuat kemajuan di timur.
"Kami tidak akan memberi tahu Ukraina bagaimana bernegosiasi, apa yang harus dinegosiasikan, dan kapan harus bernegosiasi," kata Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan AS, Colin H. Kahl, pada Selasa (14/6/2022).
"Mereka akan menetapkan persyaratan itu untuk diri mereka sendiri," imbuhnya, dikutip dari The Straits Times.
Komentar Kahl muncul saat Ukraina hampir kehilangan wilayahnya di Donbas karena serangan Rusia.
Bentrok antara kedua militer pecah di jalanan Kota Sievierodonetsk, dan kesempatan Rusia mengklaim kota itu makin besar.
Baca juga: Rusia Minta Pejuang Ukraina Menyerah di Severodonetsk: Hentikan Perlawanan Tak Masuk Akal
Baca juga: Rusia Larang 29 Jurnalis Inggris Memasuki Moskow, Balasan atas Sanksi Barat
Pasukan Rusia dan kelompok separatis mengendalikan sekitar 80 hingga 90 persen wilayah Donbas, menurut pejabat Ukraina.
Pencapaian ini akan memberikan pengaruh potensial bagi Kremlin dalam negosiasi.
"Peran kami adalah untuk membantu mereka memastikan bahwa mereka dapat mempertahankan diri dari serangan Rusia," kata Kahl dalam konferensi keamanan di Washington yang diselenggarakan oleh Center for New American Security.
"Dan mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat berani dalam hal itu, dan untuk memperkuat tangan mereka setiap kali negosiasi terjadi," ujarnya.
Terlepas dari dukungan kuat, tampaknya terjadi perbedaan pendapat di antara negara-negara pro-Ukraina.
3. Rusia Larang 29 Jurnalis Inggris Memasuki Moskow, Balasan atas Sanksi Barat
Rusia melarang 29 anggota media Inggris, termasuk lima orang jurnalis The Guardian memasuki Moskow, Kementerian Luar Negeri Rusia menerangkan.
Dilansir The Guardian, Moskow mengatakan tindakan ini merupakan tanggapan terhadap sanksi Barat.
Lagkah ini juga bentuk upaya menekan "penyebaran informasi palsu tentang Rusia" serta tindakan anti-Rusia dari pemerintah Inggris.
"Wartawan Inggris yang termasuk dalam daftar itu terlibat dalam penyebaran informasi palsu dan sepihak yang disengaja tentang Rusia dan peristiwa di Ukraina dan Donbas," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-112, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Rusia Minta Pejuang Ukraina Menyerah di Severodonetsk: Hentikan Perlawanan Tak Masuk Akal
Tokoh militer hingga anggota parlemen juga dilarang masuk Moskow
Sementara 20 orang yang digambarkan sebagai "terkait dengan kompleks pertahanan", termasuk tokoh militer, tokoh kedirgantaraan senior dan anggota parlemen, juga dilarang.
Di antara jurnalis yang dilarang adalah koresponden Guardian Shaun Walker, Luke Harding, Emma Graham-Harrison dan Peter Beaumont, serta Katharine Viner, pemimpin redaksi Guardian.
Wartawan Inggris yang bekerja untuk BBC, Sunday Times, Daily Mail, Independent, Daily Telegraph, Sky News dan sejumlah outlet lainnya juga telah dilarang memasuki Rusia.
Pemimpin redaksi Times, Daily Telegraph, Daily Mail dan Independent juga terdaftar.
Seorang juru bicara Guardian mengatakan: “Ini adalah langkah yang mengecewakan oleh pemerintah Rusia dan hari yang buruk untuk kebebasan pers."
4. Bercanda soal Bom, Mantan Bupati Diturunkan dari Pesawat, 4 Insiden Serupa Pernah Terjadi Sebelumnya
Mantan Bupati Buton Selatan, La Ode Arusani, diturunkan dari pesawat karena bercanda soal bom, Tribunnews.com melaporkan, Selasa (14/6/2022).
La Ode Arusani berencana berangkat dari Bandara Betoambari, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menuju Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Namun saat di dalam pesawat, La Ode Arusani terdengar bercanda dengan temannya dan mengucapkan "sabun bom."
"Sekira pukul 09.10 Wita, penumpang Wings Air atas nama La Ode Arusani saat di atas pesawat senda gurau dengan teman mengungkapkan sabun bom," ujar Kepala Subseksi Teknis, Operasional, Keamanan dan Pelayanan Darurat UPBU Betoambari Baubau, La Rano, saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, Selasa (14/6/2022)
"Iya, pramugari tidak terima sehingga diturunkan dari pesawat," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Mantan Bupati Buton Selatan Diturunkan dari Pesawat Karena Bercanda Bawa Bom, Ini Kata Maskapai
Baca juga: Profil La Ode Arusani, Mantan Bupati Busel yang Diturunkan dari Pesawat karena Bercanda soal Bom
Menurut UU No 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, menyampaikan informasi palsu, bergurau, atau mengaku-ngaku membawa bom di bandara dan pesawat udara dapat dikenakan pidana penjara.
Tak hanya di Indonesia, kejadian serupa juga pernah terjadi di sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir.
Selandia Baru - 2020
Pada 24 Agustus 2020 lalu, seorang penumpang diturunkan dari pesawat yang bersiap untuk terbang dari Whangarei ke Auckland, Selandia Baru, setelah seorang kerabat bercanda bahwa mereka membawa bom.
Air New Zealand mengkonfirmasi adanya "potensi masalah keamanan", dan melakukan protokol keamanan.
(Tribunnews.com)