Tiga Pemimpin Eropa Bakal Kunjungi Ukraina, Pejabat Kyiv Sempat Khawatir
Tiga pemimpin dari negara terbesar di Uni Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Italia, dikabarkan akan mengunjungi Ukraina pada Kamis ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![Tiga Pemimpin Eropa Bakal Kunjungi Ukraina, Pejabat Kyiv Sempat Khawatir](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tiga-pemimpin.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Tiga pemimpin dari negara terbesar di Uni Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Italia, dikabarkan akan mengunjungi Ukraina pada Kamis ini.
Mereka melawat ke Kyiv untuk menunjukkan dukungan kepada Ukraina atas serangan bertubi-tubi dari Rusia.
Perencanaan kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, memakan waktu berminggu-minggu.
Ketiga pemimpin ini ingin mengatasi kritik di Ukraina atas tanggapan mereka terhadap perang.
Presiden Macron menilai sudah waktunya Eropa mendukung Ukraina yang ingin bergabung dengan UE.
Baca juga: Balas Sanksi Barat, Rusia Larang 29 Jurnalis Inggris Memasuki Moskow
Baca juga: AS Tidak akan Menekan Ukraina Rundingkan Gencatan Senjata: Tugas Kami Memastikan Mereka Bertahan
![(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 14 Mei 2017, Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba untuk meletakkan karangan bunga di makam Prajurit yang tidak dikenal di monumen Arc of Triomphe setelah upacara pelantikan resminya di Paris. Macron mengatakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan Prancis pada April, pada 03 Maret 2022.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-prancis-emmanuel-macron-tiba-monumen-arc-of-triomphe.jpg)
"Kami berada pada titik di mana kami perlu mengirim sinyal politik yang jelas, kami orang Eropa, terhadap Ukraina dan rakyatnya ketika melawan secara heroik," kata Macron, Rabu (15/6/2022), lapor The Guardian.
Diketahui, Komisi Uni Eropa mengumumkan akan membuat rekomendasi tentang status Ukraina sebagai calon anggota.
Kyiv mengkritik Prancis, Jerman, dan Italia karena dinilai kurang mendukung Ukraina.
Ketiga negara ini dianggap lamban mengirimkan senjata dan mementingkan dirinya sendiri.
Oleksiy Arestovych, penasihat presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku khawatir dengan kunjungan tiga pemimpin Eropa itu.
Arestovych khawatir pihaknya akan ditekan untuk menerima kesepakatan damai yang menguntungkan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Mereka akan mengatakan bahwa kita perlu mengakhiri perang yang menyebabkan masalah pangan dan masalah ekonomi bahwa kita perlu menyelamatkan wajah Putin," katanya kepada surat kabar Jerman Bild minggu ini, merujuk pada komentar Macron.
PM Italia, Draghi, mengatakan pada Selasa bahwa pembicaraan damai penting untuk segera dilakukan.
Namun ia menegaskan bahwa ini harus "dengan syarat yang dianggap dapat diterima oleh Ukraina".