BBM Langka, Sri Lanka Minta Pegawai Negeri Bekerja dari Rumah Selama 2 Minggu
Pemerintah Sri Lanka telah memerintahkan pegawai sektor publik untuk bekerja dari rumah selama dua minggu, karena Kolombo dilanda kelangkaan BBM.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menguraikan rencana untuk mengumpulkan $47 juta untuk memberikan bantuan kepada 1,7 juta orang Sri Lanka yang paling terpukul oleh krisis selama empat bulan ke depan.
"Sebanyak 5 juta warga Sri Lanka dapat terkena dampak langsung kekurangan pangan dalam beberapa bulan mendatang, kata kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pihaknya mulai membagikan kupon makanan kepada sekitar 2.000 wanita hamil di daerah-daerah yang "kurang terlayani" di Kolombo sebagai bagian dari "bantuan penyelamatan jiwa" pada hari Kamis.
WFP sedang mencoba untuk mengumpulkan $60m untuk upaya bantuan makanan antara Juni dan Desember.
Kolombo, sebuah negara di kawasan Asia tengah bergulat dengan gejolak krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade.
Kombinasi dari salah urus pemerintah dan pandemi Covid-19 telah mendorong negara itu ke dalam krisis ekonomi terdalam sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.
Baca juga: Sri Lanka Naikkan Tarif Pajak untuk Tingkatkan Pendapatan Pemerintah
Baca juga: Inflasi Sri Lanka Bisa Tembus 40 Persen, Pemerintah Siap Pangkas Pengeluaran di Semua Sektor
Dilansir BBC, sebulan yang lalu, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan hanya ada cukup bensin untuk satu hari.
Wickremesinghe mengatakan bank sentral harus mencetak uang untuk membayar gaji pemerintah.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Wickremesinghe mengatakan Kolombo sangat membutuhkan $75 juta (£60,8 juta) mata uang asing dalam beberapa hari ke depan untuk membayar impor penting.
Berita lain terkait dengan Krisis Sri Lanka
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)