Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Chile Laporkan Kasus Pertama Monkeypox

Chile mengkonfirmasi kasus cacar monyet (Monkeypox) pertama pada Jumat lalu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Erik S
zoom-in Chile Laporkan Kasus Pertama Monkeypox
Hindustanewshub
ilustrasi Pemerintah Chile telah mengkonfirmasi kasus cacar monyet (Monkeypox) pertama pada Jumat lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SANTIAGO - Kementerian Kesehatan Chile mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara itu telah mengkonfirmasi kasus cacar monyet (Monkeypox) pertama pada Jumat lalu.

Pernyataan tersebut menyebutkan orang yang terinfeksi itu merupakan seorang pemuda dari Wilayah Metropolitan yang telah melakukan perjalanan ke Eropa.

Baca juga: 20 Kasus yang Diduga Cacar Monyet atau Monkeypox di Pakistan Dinyatakan Negatif

Dikutip dari laman Reuters, Senin (20/6/2022), saat ini pemuda tersebut dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa menunjukkan adanya komplikasi.

Namun ia menunjukkan gejala Monkeypox, termasuk munculnya lesi, koreng, bintik-bintik kulit dan limfadenopati.

Sebelum Chile, negara Amerika Latin pertama yang melaporkan kasus ini adalah Argentina, kemudian diikuti oleh Brazil, Meksiko dan Venezuela.

Perlu diketahui, pada periode 1 Januari hingga 15 Juni lalu, sebanyak 2.103 kasus yang dikonfirmasi, kemungkinan kasus dan satu kematian telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari 42 negara.

BERITA REKOMENDASI

Lembaga kesehatan yang berbasis di Jenewa itu pun akan mengadakan pertemuan darurat pada 23 Juni mendatang untuk menentukan apakah akan mengklasifikasikan wabah Monkeypox global sebagai 'darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional'.

Baca juga: Panduan Sementara WHO Soal Vaksin dan Imunisasi untuk Cacar Monyet

Penunjukkan itu merupakan alarm tertinggi yang bisa dibunyikan oleh lembaga tersebut.

Mayoritas 84 persen dari kasus yang dikonfirmasi berasal dari kawasan Eropa, diikuti oleh Amerika, Afrika, kawasan Mediterania Timur dan kawasan Pasifik Barat.

WHO meyakini bahwa jumlah kasus sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas