Penasihat Zelensky Sebut Ukraina De Facto di NATO, Janjinya Lebih dari Keanggotaan Formal
Alexey Arestovich mengatakan janji aliansi militer NATO untuk membantu Kyiv memenangkan perang lebih dari sekadar keanggotaan formal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich, menyebut posisi Ukraina sudah de facto di aliansi militer NATO.
Dilansir Russia Today, ia menyebut status keanggotaan Ukraina di NATO dan Uni Eropa (UE) hanya formalitas belaka.
Alexey Arestovich mengatakan janji aliansi untuk membantu Kyiv memenangkan perang lebih dari sekadar keanggotaan formal.
Ukraina sendiri baru saja bergabung dengan Three Seas Initiative (latin-Trimarium) sebagai pintu belakang ke UE.
Baca juga: Emas Rusia jadi Incaran Uni Eropa, Kemungkinan akan Dimasukkan ke Dalam Paket Sanksi Baru
Baca juga: Uni Eropa: Blokade Gandum Ukraina oleh Rusia Bentuk Kejahatan Perang
Bicara dengan YouTuber dan aktivis, Mark Feygin, pada Rabu (22/6/2022), Arestovich mengakui bahwa dia ragu apakah NATO atau UE siap menerima Ukraina.
Namun menurutnya hal itu bukan masalah.
Ia menilai, status kandidat memberi Ukraina akses ke dana pembangunan UE, yang dengan itu Polandia telah membangun infrastrukturnya.
Selain itu, Kyiv baru saja membuat langkah lainnya dengan bergabung dengan Trimarium.
"Kami menjadi negara ke-13 dari Trimarium. Ini adalah akses ke uang, transportasi, keamanan di laut, infrastruktur."
"Dan 12 negara Trimarium adalah anggota UE. Artinya, hampir setengah dari negara-negara Uni Eropa. Ini berarti integrasi kami dengan UE telah melangkah lebih jauh daripada yang dinilai semua orang saat ini," kata Arestovich.
Ia mengacu pada pengumuman Presiden Polandia Andrzej Duda bahwa kelompok itu telah menciptakan status "kemitraan partisipatif" khusus untuk Ukraina.
Trimarium digagas oleh Polandia dan Kroasia pada tahun 2016 untuk menjangkau wilayah antara Laut Baltik, Hitam, dan Adriatik.
Kelompok ini telah diperluas ke Austria, Hongaria, Ceko, Slovakia, Rumania, Bulgaria, Latvia, Lituania, Estonia, dan Slovenia.
Hampir setengah dari negara blok Uni Eropa, yang memiliki 27 negara anggota, tergabung dalam kelompok ini.